in

Mbak Ita Dorong Sertifikasi Durian Lokal dari Kota Semarang

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menunjukan durian lokal Kholil saat membuka acara Gerebeg Durian di Pasar Modern (Pasmod) BSB City, Jumat (8/11/2024).

HALO SEMARANG – Potensi pertanian, khususnya buah durian lokal dari Kota Semarang, semakin diakui sebagai komoditas unggulan yang tak kalah bersaing dengan daerah lain. Salah satunya adalah durian Pak Kholil dari Mijen yang telah dikenal luas oleh pecinta durian. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau akrab disapa Mbak Ita, menegaskan pentingnya pengembangan durian lokal agar dapat memenuhi pasar ekspor di masa depan.

Dalam acara Gerebek Durian yang digelar di Pasar Modern (Posmad) BSB City pada Jumat (8/11/2024), Mbak Ita menjelaskan bahwa selain durian dari Mijen, terdapat berbagai jenis durian lainnya yang juga berasal dari daerah seperti Karang Malang dan Bubakan. “Potensinya sangat besar untuk dikembangkan,” kata Mbak Ita, merujuk pada kualitas durian yang dihasilkan di Kota Semarang.

Mbak Ita menambahkan bahwa Kota Semarang merupakan salah satu penghasil durian dengan kualitas yang sangat baik. Banyak petani durian dari Kota Lumpia yang berhasil meraih juara dalam lomba durian di tingkat provinsi maupun nasional. “Karakter rasa durian di Semarang berbeda-beda. Bahkan, ada durian yang dikembangkan oleh petani yang belum memiliki nama. Pemkot Semarang akan mendorong para petani untuk melakukan sertifikasi agar dapat memperoleh bantuan dari pemerintah,” ujarnya.

Saat ini, baru ada dua jenis durian dari Semarang yang telah mendapatkan sertifikasi, yaitu Malika dan Kholil. Mbak Ita yakin bahwa jika potensi ini digali lebih dalam, durian lokal dapat memasuki pasar ekspor dan memberikan kesejahteraan bagi petani. “Sebenarnya, jika digali potensinya luar biasa, harus bisa masuk pasar ekspor agar memberikan kesejahteraan ke petani,” ungkapnya.

Lebih jauh, Mbak Ita menjelaskan bahwa durian khas Semarang seperti durian Malika dan Kholil memiliki indukan yang sudah berusia lebih dari 250 tahun. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga siap memberikan dukungan dalam pengembangan durian asal Semarang. “BRIN siap memberikan support untuk menyilangkan durian. Ada jenis Kholil dan Malika yang juga harus dikembangkan agar tidak punah,” imbuhnya.

Saat ini, terdapat sedikitnya 20 varietas durian asli Semarang. Dengan dukungan riset dan inovasi dari BRIN, diharapkan durian asal Semarang dapat memenuhi permintaan nasional dan internasional, terutama di pasar ekspor seperti Cina yang memiliki potensi besar.

“Jika dari BRIN ada riset dan sepanjang tahun bisa berbuah, itu sangat luar biasa. Di Cina, mereka meminta durian dengan rasa yang manis pahit, kita bisa mencoba pasar di sana,” paparnya.

Event Gerebeg Durian ini akan berlangsung dari Jumat (8/11/2024) hingga Minggu (17/11/2024), diikuti oleh beberapa petani durian lokal binaan Dinas Pertanian Kota Semarang yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Mereka membawa berbagai jenis durian yang siap memanjakan pencinta durian. Harga durian pun bervariasi, mulai dari Rp 100 ribu per buah, serta Rp 150 ribu per kilogram untuk jenis montong, bawor, dan lainnya.

Dengan dorongan sertifikasi dan pengembangan yang konsisten, Mbak Ita berharap durian lokal Semarang dapat dikenal lebih luas dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani serta perekonomian daerah.(HS)

Hindari Penindakan dan Beradaptasi dengan Teknologi, Bandar Judi Online Kini Pakai Crypto

Kurangi Luasan Dampak Banjir, Pemkot Semarang Percepat Normalisasi Sungai Tenggang dan Sungai Plumbon