
HALO SEMARANG – Selama pandemi corona atau sejak tiga bulan terakhir ini, para pelaku seni, khususnya para pemain wayang orang Ngesti Pandawa Semarang praktis terhenti aktivitasnya, karena tak bisa menggelar pentas sama sekali.
Meski tak bisa menggelar pertunjukan wayang orang seperti biasanya, mereka tetap bersemangat dan eksis dengan tampil secara virtual lewat chanel Youtube sehingga bisa menghibur pecinta tanpa harus pentas di gedung TBRS.
Ketua Wayang Orang (WO) Ngesti Pandawa Semarang, Joko Mulyono mengatakan, memang selama corona, keluarga Ngesti Pandawa memilih untuk tetap beraktivitas menghibur masyarakat luas lewat media Youtube. Yaitu setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat jam 4 sore, dengan tampil durasi waktu sekitar 10 menit.
“Sehingga tetap bisa dinikmati oleh pecinta Ngesti Pandawa dan merasa terhibur meski hanya ditonton dari rumah,” imbuhnya, Rabu, (3/6/2020).
Memang, saat tampil di panggung secara langsung, kata Joko, ada perbedaannya saat hanya tampil untuk konten di Youtube. Salah-satunya, untuk pemainnya tidak banyak, dan tampil bergantian.
“Ruangan untuk syuting, kami pakai ruangan depan yaitu di ruang loket tiket terus disekat,” tuturnya.
Saat tampil di Youtube, lanjut Joko, pihaknya juga mencantumkan nomor rekening WO Ngesti Pandawa bagi masyarakat yang akan berdonasi.
“Sejak kita buka donasi tersebut, telah terkumpul mencapai Rp 1,9 Juta,” katanya.
Joko juga menyambut antusias apabila Pemkot Semarang jadi menerapkan new normal pada Juni 2020.
“Kami selaku pelaku seni senang kalau bisa segera bermain atau pentas kembali. Meski dengan menerapkan protokol kesehatan yang disosialisasikan dinas kesehatan dan dinas terkait. Tapi kalau, misalnya ada kejadian karena makin banyak yang positif Covid-19, ya akan bisa diundur lagi pentasnya, ” katanya.
Secara keseluruhan, WO Ngesti Pandawa, kata Joko siap untuk menerapkan SOP kesehatan jika bisa pentas kembali.
Seperti akan mengatur tempat duduk penonton di gedung Ki Narto Sabdo saat pentas, sesuai SOP dari Dinas Kesehatan.
“Nanti tempat duduk penonton, akan dibuat selang-seling, satu kursi diisi, dan kursi di sebelahnya dikosongkan. Sehingga ada jarak antar penonton. Secara umum kami siap. Tapi kalau bisa pemain wayang jangan ditutup dengan masker karena mengurangi estetika, cuma jaga jarak saja. Karena dampaknya bisa mempengaruhi kualitas suara pemain wayang, dan dandanan wayang akan jadi tertutup,” paparnya.(HS)