HALO SEMARANG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang menanggapi masih belum optimalnya fungsi keberadaan Pasar Ikan Higienis (PIH) Mina Rejomulyo di Jalan Pengapon, Semarang. Pasar tersebut masih sepi pengunjung dan hanya beberapa pedagang yang memanfaatkan bangunan pasar untuk berjualan. Pihak Komisi C DPRD meminta Dinas Perikanan agar menghidupkan kembali pasar yang kondisinya sepi pembeli maupun pedagang yang berjualan tersebut.
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Abdul Wahab mengatakan, konsep awalnya PIH Mina Rejimulyo aalah sebagai pasar modern khusus ikan yang dirancang sebagai pusat perdagangan hasil perikanan dengan standar mutu produk sesuai dengan syarat kesehatan, higienis bahan pangan. Serta syarat sanitasi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani berbahan dasar ikan bagi masyarakat.
“Bahkan, dalam rapat dengar pendapat di komisi bersama Dinas terkait, kita sudah meminta Dinas Perikanan untuk mengelolanya dengan maksimal. Memang awalnya PIH diperuntukkan bagi produk ikan segar di lantai satu dan produk olahan di lantai dua,” ujar Wahab, saat dihubungi Halosemarang.id, Kamis (21/7/2022).
Perbedaan PIH dengan pasar ikan tradisional dari segi fisik, kata dia, bangunan PIH dikonsep lebih bersih, higienis dan nyaman bagi konsumen.
“Kalau pasar tradisional terkesan kotor, becek dengan bau dan aroma yang tidak sedap sehingga tidak menarik untuk didatangi masyarakat. Dari segi kualitas produk yang dijual di PIH mestinya lebih baik karena produk ikan yang dijual dipertahankan dalam rantai dingin sehingga kualitas tetap terjaga,” terang Politisi PKS ini.
Agar PIH ke depan bisa lebih menarik konsumen dan pedagang ikan segar untuk masuk, lanjut dia, produk ikan segar dan olahan yang dijual di PIH tentu jenisnya harus komplit, baik ikan laut maupun ikan tawar sehingga banyak pilihan bagi konsumen.
“Produk-produk yang dijual harus betul-betul dijaga kualitasnya,” katanya.
Selain itu, yang tak kalah penting, bahwa keberadaan PIH perlu disosialisasikan kepada masyarakat Kota Semarang melalui berbagai media sosial (medsos). Agar pasar menjadi ramai dan pedagang pun semangat untuk berjualan di dalamnya.
“Kemudian, produk-produk yang dijual di PIH disamping dijual secara offline, perlu juga ditawarkan melalui penjualan online. Dan perlu diadakan event-event terutama kegiatan yang berbau perikanan di PIH sehingga bisa dikenal oleh masyarakat. Lingkungan PIH perlu juga ditata agar kelihatan asri agar konsumen nyaman dalam berbelanja. Serta perlu baliho besar di depan PIH untuk menunjukkan eksistensi PIH sehingga bisa diketahui masyarakat luas,” pungkasnya.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang, Suhindoyo mengatakan, tahun ini belum ada rencana renovasi atau pembangunan sarana dan prasarana PIH Mina Rejomulyo. Pihaknya hanya membersihkan kotoran di dalam pasar saja.
“Belum kami sentuh, bersih-bersih saja. Tahun depan kami baru akan renovasi fasilitas yang dibutuhkan seperti perbaikan jalan masuk pasar, karena kalau musim hujan becek dan kumuh,” terangnya.
Upaya dari Dinas Perikanan, agar pasar ikan Higienis Mina untuk menarik pembeli, ataupun pedagang hias dan ikan basah akan segera dilakukan.
“Kami mencoba perintahkan staf untuk membuat leaflet dan brosur tentang PIH, dan semoga dalam waktu dekat sudah terbit harapannya dnegan promosi yang gencar menarik perhatian masyarakat,” katanya.
Dia mengaku, saat ini jumlah penyewa pedagang ikan segar di pasar tersebut sedikit, maupun nilai transaksi jual beli masih sedikit.
“Ini akan ditingkatkan lagi, kami juga mengundang ketua Kadin Kota Semarang, untuk melihat langsung kondisi PIH dan agar mencarikan investor gedung PIH ini, nantinya bisa dipihakketigakan, harapannya lebih optimal dan juga meningkatkan PAD Kota Semarang,” paparnya. (HS-06)