in

Partisipasi Rendah, Capaian Vaksinasi Booster di Semarang Baru 30,9 Persen

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh. Abdul Hakam.

HALO SEMARANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang menyatakan capaian vaksinasi booster di Kota Semarang masih rendah, yakni sekitar 30,9 persen dari total sasaran. Pasalnya, masyarakat masih ada yang enggan melakukan vaksinasi karena takut terkena Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, menjelang Ramadan ini, pihaknya terus menggenjot capaian vaksinasi. Apalagi masih sekitar 70 persen dari sasaran vaksinasi booster belum mendapatkan vaksin. Tujuannya untuk menekan angka penularan dan kematian usai musim mudik dan libur Lebaran Idul Fitri bulan Mei mendatang.

“Belajar periode yang sama tahun lalu, setiap libur Lebaran pasti angkanya naik. Kita genjot capaian vaksinasi booster agar angka penularan dan kematian dapat ditekan,” kata Hakam, Selasa (22/3/2022).

Sementara itu, untuk capaian vaksinasi dosis pertama mencapai 125 persen dan dosis kedua mencapai 113 persen. Sebelumnya di sentra vaksinasi yang dibuka, dalam sehari Dinkes bisa melakukan suntik vaksin sebanyak 10 ribu sampai 15 ribu orang. Namun saat ini mengalami penurunan menjadi sebanyak 8 ribu orang setiap hari.

“Harus disosialisasikan lebih massif karena rendahnya partisipasi. Padahal manfaat vaksinasi ini banyak, bisa menekan angka penularan dan angka kematian. Kalaupun terpapar hanya gejala ringan ataupun tidak bergejala,” paparnya.

Hakam mencontohkan, dari hasil capaian vaksinasi dosis kedua awal tahu lalu, pada bulan Februari ada 7.800 orang terpapar Covid-19 varian omicron dan delta. Sebanyak 74 meninggal dunia yang mayoritas memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

“Jika dibandingkan tahun lalu, angkanya besar dan yang parah banyak. Saat ini gampang cari rumah sakit, intinya vaksinasi ini bisa menekan angka penularan dan kematian,” ujarnya.

Hakam memprediksi, saat libur Lebaran dan angka mobilitas masyarakat tinggi akan sejalan dengan tingginya kasus penularan. Prediksi ini bisa ditekan dengan jumlah ataupun capaian vaksinasi, protokol kesehatan di setiap daerah atau tingkat kelurahan dan kecamatan.

“Mungkin sebulan atau 15 hari setelah Lebaran akan ada kenaikan kasus, meskipun tidak sebesar di bulan Februari lalu. Jumlahnya belum bisa diketahui berapa,” jelasnya.

Percepatan vaksinasi booster, kata dia, terus digenjot oleh Dinkes, misalnya kembali melakukan vaksin ke tingkat RW dan kelurahan bahkan juga kembali melakukan vaksinasi dodok lawang. Terbaru adalah membuka layanan vaksinasi di Rumah Dinas Wali Kota Semarang. (HS-06)

Pemkot Siapkan 5.468 Dus Susu Gratis per Bulan Untuk Tangani Stunting di Kota Semarang

Polisi Dalami Kondisi Kejiwaan Ibu yang Bunuh dan Aniaya Anaknya di Brebes