AWALNYA tidak ada yang mengetahui siapa Ngadimin (77) warga Dusun Krandon Rt4/6, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan ini. Setelah kisahnya viral di media sosial, sosok Ngadimin ternyata diketahui sebagai salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun sayangnya, Mbah Ngadimin, biasa dia disapa, saat ini hidup di bawah garis kemiskinan. Tak ada penghargaan maupun perhatian dari negara selama dia menjalani masa tuanya di Grobogan. Saat ini Mbah Ngadimin, memiliki kehidupan yang sangat memperhatinkan dengan perekonomian yang bisa dibilang berada di kelas perekonomian bawah. Dia kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mbah Ngadimin juga tinggal di rumah sangat sederhana dengan dinding gedeg (anyaman bambu).
Meski tanpa banyak menuntut kepada negara dalam menjalani sisa hidupnya di masa tua, Mbah Ngadimin masih menyimpan beberapa kertas, salah satunya dengan Judul Surat Kepada Pahlawan Pahlawanku para Gerilyawan, anggota anggota brigade pembangunan, putra dan putri yang melaksanakan Trikora yang ditandatangani langsung oleh Presiden Pertama RI, Soekarno pada tahun 1962 di Surabaya.
Mbah Ngadimin juga menyimpan berkas lain seperti piagam dari Pattimura pada tanggal 27 Juli 1962, dan piagam lainnya. Berkas-berkas itu dia simpan dengan baik karena menjadi kebanggaannya, bahwa dia pernah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia di masa mudanya.
Ngadimin adalah salah satu contoh pahlawan kemerdekaan yang terlupakan. Relawan yang ikut berjuang di masa kemerdekaan di Irian Barat ini, kini hidup sebatang kara dengan berbagai kekurangannya.
Ngadimin memang belum tercatat sebagai anggota Veteran meski ikut berjuang melawan penjajah. Hal itu karena Ngadimin enggan mengurus berbagai persyaratan untuk mendapat gelar veteran itu.
Hasilnya, Ngadimin sehari-hari hidup dalam kesengsaraan. Kisah Ngadimin kemudian viral setelah diunggah oleh Aini’e Irawan di akun Facebooknya pada Minggu (24/11/2019). Postingan yang dimention ke akun Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo itu menggambarkan bagaimana kehidupan Ngadimin yang jauh dari kata layak.
Bak gayung bersambut, postingan Aini’e itu langsung mendapat respon orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut. Ganjar kemudian memerintahkan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) setempat untuk menindaklanjuti informasi yang terlanjur viral di media sosial. Dalam waktu beberapa jam saja, persoalan itu pun mulai ditangani.
Ganjar kemudian memposting hasil tindaklanjut atas laporan masyarakat tersebut, melalui akun Instagramnya pada Selasa (26/11/2019). Dalam akun pribadinya, Ganjar menunjukkan foto Mbah Ngadimin yang telah didampingi petugas yang telah menindaklanjuti laporan. Foto Ngadimin tampak semangat, dengan tatapan mata tajam dan tangan yang terkepal ke muka.
“Beliau ini sudah berumur 77 tahun. Turut berjuang dalam pembebasan Irian Barat. Sedari kecil kita sudah diajarkan ‘Jangan Sekali-Sekali Meninggalkan Sejarah’. Jasmerah!. Bapak Ngadimin adalah salah satu dari sekian tokoh yang berjasa pada Republik ini. Mulai hari ini, beliau menerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Sehat,” tulis Ganjar dalam caption foto.
Selain itu, Ganjar juga mengabarkan bahwa kawan-kawan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Grobogan sedang mengurus agar Ngadimin mendapat piagam veteran. Tujuannya agar setiap bulan, Ngadimin dapat menerima tunjangan.
“Kawan-kawan di Grobogan juga telah bergerak dengan merenovasi kediaman beliau dengan biaya Rp 25 juta, dan memberi bekal sembako dan tali asih,” tambahnya.
Di akhir captionnya, Ganjar mengajak seluruh generasi muda untuk peduli terhadap para pejuang yang memerdekakan bangsa Indonesia.
“Setiap hela napas beliau adalah doa terbaik bagi kita, generasi penerusnya untuk membangun republik ini,” pungkasnya.
Sontak saja, postingan Ganjar itu langsung dihujani komentar netizen. Hingga berita ini ditulis, postingan Ganjar tentang Ngadimin telah disukai oleh 23.534 netijen dan mendapat 419 komentar.
Sebagian besar komentar mengapresiasi tindakan cepat Ganjar dalam merespon persoalan. Meski hanya melalui medsos, namun laporan masyarakat itu ditindaklanjuti dengan baik.(HS)