HALO KENDAL – Seluruh puskesmas di Kabupaten Kendal sekarang sudah bisa melakukan swab sendiri terhadap pasien yang menunjukkan gejala Covid-19.
Hal ini setelah Dinas Kesehatan Kendal mengadakan pelatihan PCR atau polymerase chain reaction di aula Dinkes setempat, baru-baru ini.
PCR sendiri merupakan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.
Kepala Dinas Kesehatan Kendal, Ferinando Rad Bonay mengatakan, pelatihan diikuti 42 tenaga medis dari puskesmas, rumah sakit, dan petugas Dinkes Kendal.
“Rinciannya, 33 tenaga medis dari 30 puskesmas, 6 tenaga medis dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kendal, 2 dokter, dan 1 orang dari PMI Kendal,” terangnya, Minggu (26/7/2020).
Feri mengatakan, nantinya hasil test swab yang dilakukan oleh puskesmas, selanjutnya dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah Kendal. Hasilnya dalam satu hari sudah bisa diketahui, karena kemampuan laboratorium dalam satu hari bisa melakukan dua kali running.
“Sekali running selama 4 jam yang bisa melakukan uji lab 70 sampai 80 sampel. Disesuaikan dengan kemampuan peralatan dan tenaga laboratorium,” kata Feri.
Ditambahkan, bahwa Dinkes Kendal telah melakukan pengadaan peralatan laboratorium tes swab yang ditempatkan di RSDC Kendal.
Pengadaan peralatan ini untuk mendeteksi secara dini untuk mengetahui perkembangan Covid-19 di Kabupaten Kendal.
Berdasarkan perhitungan standar WHO, untuk sample per seribu orang, dilakukan 1 orang ahli swab.
“Jika jumlah penduduk di Kabupaten Kendal sekitar 1 juta jiwa, maka targetnya dalam satu minggu bisa melakukan swab terhadap 1.000 orang. Jadi per harinya bisa melakukan swab sekitar 150 orang,” jelasnya.
Sementara itu Kepala UPTD Labkesda Dinkes Kendal, Sariati mengatakan, pelatihan PCR meliputi keseluruhan pelaksanaan, mulai pra analisis sampai paskaanalisis.
Dijelaskan, pra-analisis itu mempersiapkan administrasi sebelum melakukan swab, seperti cara mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD). Untuk analisisnya langsung melakukan praktik swab.
“Dalam praktik swab, diajarkan dari cara menyimpan sampel yang sudah diambil, dan pengiriman hasil swab ke laboratorium. Semua pelatihan meliputi teori dan praktik,” ungkap Sariati.
Sedangkan untuk pascaswab, yakni mempraktikkan bagaimana cara membuka APD. Karena APD hanya bisa digunakan sekali saja.(HS)