in

Gus Yahya Sebut Gerakan Keluarga Maslahat Wujud Utama Pengabdian NU pada Masyarakat

Menteri Agama Nasarudin Umar menghadiri pembukaan Kongres Keluarga Maslahat NU di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2024). (Foto : kemenag,.go.id)

 

HALO SEMARANG – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan bahwa Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) adalah wujud pengabdian NU kepada Masyarakat.

“Ini adalah wujud utama pengabdian atau khidmah Nahdlatul Ulama, kepada masyarakat, pengabdian NU pada masyarakat itu berwujud pelayanan, pengasuhan, dan pembinaan keluarga,” jelas Gus Yahya, dalam pembukaan Kongres Keluarga Maslahat NU di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2024).

Dalam pembukaan kongres ini, Gus Yahya mengungkapkan bahwa gerakan ini tidak hanya mencakup wawasan keagamaan, tetapi juga mencakup strategi yang jelas serta sasaran praktis yang dapat dicapai.

“Desain paradigmatik dari gerakan keluarga maslahat NU ini, secara komprehensif menyangkut wawasan keagamaan, wawasan strategi, sampai kepada sasaran-sasaran praktis dan realistis yang bisa dicapai melalui gerakan ini,” kata dia, sebagaimana dirilis melalui laman resmi NU, nu.or.id.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menyampaikan harapan, agar GKMNU dapat menghadirkan kehangatan yang dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat.

“Ini semua adalah ikhtiar dari jam’iyah NU untuk menjadikan kehadirannya dengan pekerjaan-pekerjaan nyata, dengan manfaat nyata dan hadir dengan barakah yang nyata untuk kita semua untuk kemaslahatan keluarga, kemaslahatan Indonesia dan kemaslahatan manusia,” tambahnya.

Gus Yahya juga berharap GKMNU dapat menjadi penghubung antarmanusia di era keterbukaan teknologi yang menyediakan banyak kemudahan.

“Dengan gerakan keluarga ini maka pergaulan di antara sesama kita di masyarakat masih bisa kita jaga kehangatannya, kemanusiaannya, dan tidak serta-merta menyerah pada platform teknologi yang menyediakan kemudahan tetapi jangan sampai karena kemudahan itu merelakan kesejatian hubungan manusia antarmanusia,” tegasnya.

Sebagai informasi, pembukaan Kongres Keluarga Maslahat NU ini, dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya Mustasyar PBNU Nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Ketua PBNU Alissa Wahid, Ketua Satgasnas GKMNU H Yaqut Cholil Qoumas.

Hadir juga dari jajaran pemerintah yakni Menko PMK Pratikno, Menteri Agama Nasarudin Umar, Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi, dan Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani.

Sementara itu Penanggung Jawab Kongres, Alissa Wahid, seperti dirilis kemenag.go.id,  menyampaikan bahwa kongres ini tidak hanya membahas konsolidasi internal NU, tetapi juga bertujuan memperkuat layanan kepada keluarga-keluarga Indonesia.

Alissa menyebutkan bahwa kongres ini melibatkan sekitar 80 mitra dari kementerian, lembaga, dan organisasi masyarakat sipil.

“Kami tidak ingin bekerja sendirian. NU tidak mungkin mengurus keluarga Indonesia sendirian. Oleh karena itu, kami menggandeng mitra untuk mendalami berbagai isu penting,” katanya.

Alissa juga memaparkan pencapaian program Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU) yang telah menjangkau 1,5 juta keluarga, 5.000 calon pengantin melalui bimbingan perkawinan, serta 30 ribu bayi dan balita yang telah terlayani program kesehatan.

Menko PMK Pratikno dalam sambutannya menyatakan bahwa pemerintah sangat berkepentingan dengan program GKMNU.

“Kemenko PMK harus mengkoordinasikan pencapaian program prioritas dari Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Banyak isu yang selaras dengan program ini, seperti stunting dan perundungan,” kata dia. (HS-08)

3.570 Calon Haji Khusus Lunasi Bipih 2025

Alissa Wahid Sebut Program GKMNU Jangkau 1,5 Juta Keluarga dan 30 Ribu Bayi hingga Remaja