HALO SEMARANG – Dua Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang tahun 2024, yakni nomor urut 1 (Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin), dan nomor urut 2 (Yoyok Sukawi-Joko Santoso) telah menyampaikan berbagai program kerja dan penajaman visi misinya jika mereka terpilih menjadi kepala daerah selama lima tahun ke depan. Hal itu tersaji oleh keduanya dalam debat publik antarcalon di Hotel MG Setos pada Jumat (1/10/2024) malam.
Menurut Pengamat Politik dari Unnes, Moh Aris Munandar, secara umum dari debat publik pertama yang diikuti oleh kedua kandidat atau pasangan calon, bahwa keduanya memiliki visi dan misi yang cukup berbeda namun saling melengkapi. Sehingga pemilih bisa menilai dan program mereka yang relevan dengan kondisi dan perkembangan masyarakat saat ini.
“Terutama, jika kita melihat karakteristik dan preferensi Gen Z, yaitu kelompok yang cenderung kritis, peduli isu keberlanjutan, teknologi, dan kesejahteraan sosial, ada kecenderungan bahwa Paslon tertentu mungkin lebih disukai oleh Gen Z, terutama karena program-program mereka menyentuh beberapa isu yang sangat relevan bagi generasi ini,” ujarnya, Minggu (3/11/2024).
Kedua paslon, lanjut dia, dapat memaksimalkan daya tarik bagi pemilih muda dengan menunjukkan bagaimana program-program ini akan mempengaruhi masa depan mereka. Kenapa dirinya menitik beratkan pada gen Z dan milenial, karena mayoritas pemilih adalah di rentang usia mereka.
“Paslon yang menawarkan program pendidikan gratis hingga tingkat SMP, baik untuk sekolah negeri maupun swasta, adalah salah satu tawaran yang mengedepankan keadilan akses pendidikan. Generasi Z, yang sebagian besar masih dalam tahap belajar atau baru memasuki dunia kerja, akan melihat ini sebagai investasi langsung pada masa depan mereka. Pendidikan yang terjangkau dapat membantu meringankan beban finansial keluarga, meningkatkan akses ke keterampilan dasar, dan memberikan fondasi untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.
Selain itu, paslon yang menawarkan solusi lingkungan berkelanjutan dan transportasi berbasis teknologi berpotensi menarik perhatian Gen Z, yang lebih peduli terhadap isu perubahan iklim dan inovasi.
“Oleh karena itu, program seperti layanan transportasi berbasis listrik perlu diuraikan secara detail, termasuk bagaimana program ini akan mendorong gaya hidup sehat dan ramah lingkungan,” imbuhnya.
“Demikian pula dengan pembangunan sarana olahraga di setiap kecamatan menunjukkan komitmen pada gaya hidup sehat dan aktif, yang relevan bagi Gen Z yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan mental dan fisik. Infrastruktur ini tidak hanya memberikan ruang rekreasi tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan di kalangan anak muda melalui olahraga dan aktivitas sosial,” katanya.
Selanjutnya, dia menilai untuk dapat menyakinkan pemilih, khususnya gen Z dan milenial, kedua paslon perlu memberikan lebih banyak detail tentang implementasi serta dampak nyata dari program-program tersebut.
“Misalnya yang berjanji untuk memberikan dana Rp 25 juta per RT per tahun, perlu menjelaskan bagaimana proses pengelolaan dan pengawasan dana ini akan dilakukan. Apakah akan ada lembaga khusus untuk mengawasi penggunaan dana ini, atau apakah dana tersebut akan disalurkan secara bertahap berdasarkan kebutuhan? Lalu rincian ini penting untuk memastikan dana tersebut benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat dan menghindari potensi penyalahgunaan,” ungkapnya.
Sedangkan, imbuh dia, paslon yang menawarkan layanan transportasi berbasis listrik juga perlu merinci bagaimana infrastruktur transportasi ini akan disiapkan.
“Apakah nanti akan ada subsidi khusus untuk pengadaan kendaraan listrik? Bagaimana dengan fasilitas pengisian daya atau perawatan kendaraan listrik ini? Lalu detail ini penting untuk mengukur sejauh mana kesiapan pemerintah dalam membangun infrastruktur ramah lingkungan, yang menjadi daya tarik utama bagi generasi Z dan milenial yang peduli pada isu keberlanjutan,” jelasnya.
Di sisi lain, Gen Z juga menginginkan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga paslon yang menjanjikan anggaran yang mendukung pengembangan SDM harus menunjukkan bagaimana program ini akan menciptakan lapangan kerja, mendukung pendidikan keterampilan, atau menstimulasi ekonomi lokal.
“Namun, efektivitas program yang ditawarkan dalam menggerakkan Gen Z untuk memilih akan sangat bergantung pada kejelasan dan komitmen implementasi yang mereka suguhkan di dua debat publik selanjutnya,” pungkasnya.
Sementara, Ketua KPU Kota Semarang, Ahmad Zaini mengatakan, debat publik pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Semarang tahun 2024 ini merupakan fasilitasi bagi Paslon di tahapan masa kampanye Pilwalkot Semarang.
Yakni bertujuan untuk paslon menyebarluaskan visi dan misi, profile, serta program kerja dari Paslon kepada masyarakat. Dan menggali lebih dalam program dari paslon, sesuai dengan tema dalam debat publik pertama ini, yakni mengenai Ekonomi, Infrastuktur, dan Ketahanan Kota Semarang. “Harapan pemilih bisa menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak pada 27 November 2024 mendatag,” papar Zaini dalam sambutannya.(HS)