in

Ribuan Orang di Blora Alami Kurang Gizi

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edi Widayat. (Foto : blorakab.go.id)

 

HALO BLORA – Ribuan orang di Kabupaten Blora, saat ini mengalami kasus kurang gizi dengan berbagai kategori, yang membutuhkan penanganan.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edi Widayat, mengacu data terbaru tahun ini.

“Mulai dari gizi buruk hingga underweight atau berat badan rendah, yang mengindikasikan adanya masalah kesehatan gizi yang mendesak,” kata dia, di Blora, baru-baru ini seperti dirilis blorakab.go.id.

Dengan data itu angka kekurangan gizi di Kabupaten Blora ternyata masih tinggi, sehingga kondisi ini perlu mendapat perhatian serius oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora.

Pihaknya akan terus memantau dan mencatat perkembangan kasus gizi di Blora, untuk nantinya menjadi dasar kebijakan penanganan.

“Ada beberapa kategori kekurangan gizi yang kami catat, yaitu gizi buruk, gizi kurang, underweight, dan wasting atau kurus,” jelasnya.

Berdasarkan data tersebut, terdapat 48 kasus gizi buruk, 3.571 kasus gizi kurang, 3.619 kasus wasting, dan 6.629 kasus underweight.

Angka tersebut, menurut Edi, mengisyaratkan perlunya peningkatan perhatian terhadap kesehatan gizi masyarakat, khususnya bagi ibu hamil dan anak-anak yang rentan terkena dampak kekurangan gizi.

“Banyak calon pengantin, remaja, hingga ibu hamil yang belum menyadari pentingnya menjaga kondisi kesehatan gizi, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk perkembangan bayi dalam kandungan,” kata Edi.

Selain itu, Edi juga menyoroti pola makan masyarakat yang kurang sehat sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kekurangan gizi.

Menurutnya, banyak warga masih cenderung mengkonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak.

“Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi makanan sehat masih kurang. Makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak itu mempengaruhi kesehatan bayi di dalam rahim dan gizi tubuhnya,” jelasnya.

Makanan cepat saji dan minuman berkalori tinggi juga disebutkan sebagai faktor yang memperburuk kondisi gizi masyarakat.

Edi menjelaskan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman jenis ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius.

“Salah satu faktor masyarakat mengalami kekurangan gizi itu dengan mengonsumsi makanan minuman cepat saji,” tambahnya.

Dampaknya, kata Edi, dapat berupa risiko penyakit kronis seperti stroke, kanker, diabetes, hingga penyakit jantung.

Dinkes Kabupaten Blora, lanjut Edi, kini terus berupaya memberikan edukasi gizi kepada masyarakat melalui berbagai program penyuluhan, terutama di desa-desa.

“Kami berusaha untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pola makan yang sehat dan gizi seimbang, terutama untuk ibu hamil dan anak-anak,” papar Edi.

Edi berharap dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat, kasus kekurangan gizi di Blora dapat ditekan secara signifikan.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkuat program kesehatan gizi, termasuk dengan memanfaatkan posyandu di setiap desa agar lebih proaktif dalam memantau dan memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Kami ingin masyarakat menyadari bahwa kesehatan tubuh dimulai dari asupan gizi yang baik. Harapan kami, angka kekurangan gizi ini dapat ditekan dan masyarakat Blora bisa hidup lebih sehat,” harapnya. (HS-08)

Pemkab Kebumen Raih Juara TPID Award, Pjs Bupati : Jangan Sampai Kendor

Debat Perdana Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang 2024, Begini Kata Pengamat Politik