
HALO SEMARANG – Menjaga kekompakan sebuah grup band hingga 36 tahun bukanlah pekerjaan mudah. Di Indoensia, tak banyak grup band yang mampu bertahan hingga usia itu. Apalagi konsisten memainkan suatu genre yang tak begitu populer bagi kalangan anak muda.
Namun band asal Kota Semarang, Grup Orkes Keroncong (OK) Congrock 17 mampu membuktikan itu. Kelompok musik yang berdiri pada tanggal 17 Maret 1983 ini, pada Sabtu (16/3) malam menggelar Anniversary 36th Grup OK Congrock 17, di panggung hiburan Taman Indonesia Kaya, Semarang. Pertunjukkan tersebut makin meriah dengan kehadiran sejumlah pegiat dan pelaku musik keroncong muda yang ada di sejumlah daerah di Indonesia.
Beberapa di antaranya yakni grup OK Porsiba Tanjung Enim yang merupakan binaan dari PT Bukit Asam, Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel), Keroncong Tugu Jakarta, Orkes Tresnawara Jogja, ditutup dengan penampilan bintang tamu Mel Shandy.
“Tak mudah mempertahankan sebuah kelompok musik hingga usia 36 tahun. Butuh kesadaran dan pemahaman yang sama antaranggota, dan tentu harus mengesampingkan ego masing-masing saat bermusik,” kata dedengkot Congrok 17, Marco Marnadi.
Congrock 17 sendiri adalah kelompok musik yang menggabungkan dua unsur keroncong dan rock dalam setiap pementasannya.
Dulu namanya, Keroncong Remaja 17. Dibentuk atas dasar kecintaan terhadap musik keroncong oleh beberapa mahasiswa Universitas 17 Agustus, Semarang. Belakangan, nama itu berubah menjadi Congrock 17.
Personel awal Congrock 17 adalah alm Suluh (flute), alm Bogie (gitar), Yanto (melodi), Hary Joko (celo), Ricky (banjo), Bismo (cak), Widowati (vokal), Hendra (Vokal), dan Marco (vokal).
Kemudian mereka nambah personel Pamuji (bas) dan Yono (Cuk). Sekitar tahun 1984, masuklah Budi (biola), kemudian tahun berikutnya Anang (bass), Ninik (biola), serta Rifai (flute).
Marco pernah menceritakan, musik yang dibawakan oleh Congrock 17 adalah musik keroncong yang dibalut dengan berbagai macam genre. Jadi, lanjutnya, musik tersebut terdengar lebih rampak sekaligus mendayu.
“Kami padukan bermacam-macam, mulai dari jazz, rock, country, dan yang lainnya. Itu adalah kesadaran kami saat mengaransemen musik. Sehingga saat itu, musik keroncong kami terdengar berbeda,” jelasnya.
Disunting dari berbagai sumber, awalnya, kemunculan Congrock 17 di kancah musik di Semarang belum dapat diterima sepenuhnya. Sebab banyak yang menganggap, permainan mereka menyalahi pakem keroncong klasik. Pakem itu antara lain jumlah alat musik yang seharusnya berjumlah tujuh. Kurang atau lebih dari itu, belum pantas disebut keroncong, begitulah komentar para penonton yang sempat menyaksikan penampilan mereka pada awal terbentuk. Namun lama-kelamaan masyarakat musik keroncong, mulai dapat menikmati penampilan Congrock 17.
Lahirnya Congrock 17 tidak dapat dipungkiri melahirkan inspirasi akan lahirnya grup-grup keroncong turunan semisal keroncong jazz (congjazz), kerondong dangdut (congdut), juga keroncong goyang (congyang).
Saat ini, Congrock pun mulai menyasar banyak segmen, termasuk segmen millenial.
”Ternyata, kini perkembangannya sudah luar biasa dengan mulai banyak hadirnya pegiat dan pelaku musik keroncong muda yang bermunculan di berbagai daerah di Indonesia. Ini harus menjadi catatan penting dari pemerintah, yang hendaknya dapat mencontoh Korea Selatan karena mampu membiayai aliran musik K-Pop,” papar dia.
Untuk itu dia berharap, pemerintah diminta lebih konsentrasi dan serius dalam memperhatikan jati diri dan budaya bangsanya. Salah satunya, tidak hanya sekadar melestarikan namun menumbuhkembangkan musik keroncong. Sesuai tema Anniversary tersebut yakni, dalam rangka ”Kebangkitan Keroncong”.
”Pada ulang tahun yang ke-36 ini, kami merasa cukup dewasa untuk memberi dan mengembangkan musik keroncong agar semakin jaya di Kota Semarang maupun Jawa Tengah,” tegas Marco.
Turut hadir dalam acara malam tersebut yakni, perwakilan Kementerian Dalam Negeri, Sekda Jateng Sri Puryono, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan tamu undangan lainnya. Pada kesempatan tersebut, Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, ikut menyumbangkan sebuah lagu ”Damai Bersamamu” dari Chrisye.(HS)