HALO SEMARANG – Sejumlah destinasi wisata di Jateng menjadi salah satu kawasan yang seringkali ikut terdampak bencana alam di masa cuaca ekstrem seperti saat ini.
Sebagaimana data dri Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng yang mencatat, bahwa ada puluhan objek wisata yang terdampak bencana akibat cuaca ekstrem, yang terjadi pada periode 17 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023 atau pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Dalam rentan waktu dua pekan tersebut, Disporapar Jateng mendapatkan laporan puluhan objek wisata terdampak bencana. Mulai dari banjir, rob, tanah longsor, dan pohon tumbang. Kawasan wisata pantai di Kabupaten Jepara menjadi objek yang paling banyak terdampak bencana dengan 12 objek wisata. Salah satunya Karimunjawa.
Maka untuk itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Heri Pudyatmoko mendorong Disporapar Jateng segera melakukan pemulihan pariwisata pasca rentenan bencana. Ia berharap agar pariwisata yang sempat terdampak bencana tersebut jangan sampai mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung.
“Khususnya di kawasan pesisir Pantura kemarin yang sempat parah akibat tingginya gelombang, misalnya saja di Jepara, Pekalongan, Pantai Marina Semarang, dan lain-lain. Pemulihan di sini bukan hanya sekadar membukanya kembali setelah bencana ditangani atau cuaca ekstrem mereda,” ujarnya.
Ia mengatakan, ada beberapa langkah pemulihan yang bisa dilakukan. Pertama yaitu memperbaiki fasilitas maupun sarana dan prasarana yang telah rusak akibat terjangan banjir maupun hantaman angin kencang.
“Terkait hal ini Disporapar Jateng perlu melakukan koordinasi dengan dinas terkait maupun instansi lainnya. Misalnya di kawasan Pantai Marina Semarang kemarin di mana tanggulnya jebol, nah ini perlu diperbaiki. Kalau misalkan itu kewenangan swasta ya tetap dikomunikasikan,” ungkap Heri.
Menurut Heri, perlu juga dilakukan mitigasi bencana khusus pada objek wisata yang rawan bencana saat cuaca ekstrem. Terkait hal ini, BPBD Jateng diminta untuk menyiapkan sejumlah mitigasi dan antisipasi yang diperlukan agar tidak terjadi korban pada saat terjadinya bencana.
“Ketika ada prakiraan BMKG terkait potensi bencana, maka harus diidentifikasi dulu kira-kira mana saja sektor wisata yang rawan. Itu nanti tim satgas juga harus ada yang bersiaga dan berjaga-jaga di sana untuk memastikan tidak ada wisatawan yang menjadi korban,” kata politisi Partai Gerindra ini.
Selain itu, yang terpenting yaitu bagaimana mengembalikan minat wisatawan terhadap suatu destinasi yang sudah terdampak. Supaya bencana yang terjadi di sejumlah kawasan wisata tidak berpengaruh terhadap jumlah kunjungan, promosi harus lebih ditingkatkan.
“Promosi wisata pasca terdampak bencana harus lebih digalakkan. Promosi bisa dilakukan dengan menggelar event-event di kawasan wisata. Atau juga melakukan promosi tentang keunggulan atau ciri khas suatu wisata melalui media sosial,” bebernya.
Heri berharap agar sektor pariwisata dapat segera pulih pasca rentetan bencana yang ada di Jateng. Pasalnya pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk menyumbang pendapatan daerah dan berkontribusi dalam penyediaan lapangan kerja.
“Pariwisata juga mampu memberdayakan masyarakat kecil melalui produk kreatifnya seperti halnya UMKM. Kita semua berharap agar pariwisata kita tetap tumbuh dalam kondisi apa pun,” pungkas Heri.(Advetorial-HS)