HALO SEMARANG – Setelah sempat molor dari target pengoperasionalan sejak dibangun 2019 lalu, akhirnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D Mijen, yang berlokasi di Jalan RM Hadisoebeno Sosro Wardoyo, Kecamatan Mijen diresmikan pada Rabu (16/101/2024).
Peresmian RSUD Tipe D Mijen ditandai dengan penandatanganan prasasti rumah sakit tersebut oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Hadir juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam, dan Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan, pembangunan RSUD Tipe D Mijen ini telah dimulai sejak tahun 2019, namun sempat berhenti beberapa waktu karena imbas Pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah perjuangan selama empat tahun sudah bisa terealisasi dan akhirnya diresmikan,” ujar Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Mbak Ita pun mengakui, masih banyak fasilitas dan sarana prasarana yang perlu ditambah untuk menunjang pelayanan di Rumah Sakit tersebut.
“Tentunya, kami mendorong dari Dinas Kesehatan untuk bisa merealisasikan, sehingga kekurangan-kekurangan dari Sarpras rumah sakit bisa dilengkapi,” ungkapnya.
Namun, secara umum, lanjut Mbak Ita, jika Rumah Sakit Tipe D Mijen ini sudah bisa beroperasi dan melayani pasien, sembari nantinya melengkapi kebutuhan sarana prasarana lainnya di tahun berikutnya.
“Nanti di 2025, memang sudah ada penganggaran lagi. Tinggal melengkapi alat-alat. Kami berharap ke depan pihak DPRD bisa mendorong di anggaran perubahan,” paparnya.
Keunggulan RSUD tipe D Mijen, lanjut Mbak Ita, yakni memiliki klinik kejiwaan dan memfokuskan diri pada penanganan stunting pada anak-anak di Kota Semarang.
“Keunggulan dari Rumah Sakit Tipe D ini yakni punya klinik kejiwaan. Jangan dipikirnya kalau klinik jiwa itu untuk orang gila. Karena juga meliputi layanan konsultasi bagi masyarakat yang depresi, korban bullying, serta permasalahan rumah tangga juga,” imbuhnya.
Selain itu, bagi anak-anak yang lebih dari lima bulan mengalami gizi buruk, maka Pemkot Semarang akan memberikan treatment khusus.
“Selain pelayanan standard, kami juga punya unggulan dua program, yakni treatment khusus untuk anak-anak stunting dan kejiwaan,” jelasnya.
Di sisi lain, Mbak Ita berencana untuk mengajukan anggaran guna melengkapi fasilitas RSUD Tipe D ini pada anggaran perubahan dan murni tahun 2025 dan 2026.
“Kebutuhannya masih tinggi, sekitar Rp 60 miliar. Kita akan penuhi bertahap melalui APBD perubahan Rp 6 miliar dan anggaran DIF (Dana Insentif Fiskal) murni pusat Rp 13 miliar. Sisanya bisa dianggarkan dari Pemerintah Kota, tentunya dengan persetujuan DPRD Kota Semarang,” terang Mbak Ita.
Menurutnya, fasilitas di RSUD Tipe D Mijen sendiri cukup representatif. Karena di rumah sakit ini memiliki ruang VIP, kelas 1, 2 dan 3. Bahkan, ruang kelas 3 untuk UTC per ruangan memiliki 4 kamar tidur dan kamar mandi di dalamnya.
“Untuk sarana ICU, bersalin, operasi, Alhamdulillah sudah terpenuhi semua, tinggal beberapa sebagai pelengkap yang masih kurang. Secara overall, ini tentunya menjadi tambahan fasilitas berobat bagi masyarakat di wilayah barat, jadi tidak harus ke RSWN tapi bisa ke RSUD Tipe D ini,” imbuh dia.
Pemerintah Kota Semarang bahkan memberikan diskon dengan tarif potongan 50 persen berobat di RSUD Tipe D Mijen hingga 31 Desember 2024.
“Ini untuk memberikan hadiah pelayanan kepada masyarakat, sehingga kami berikan diskon berobat dengan tarif 50 persen sampai dengan 31 Desember 2024,” pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam menjelaskan, jika masih ada peralatan yang perlu dilengkapi seperti X-ray, alat-alat anestasi modern dan lainnya.
“Harus menunggu anggaran 2025, dibutuhkan untuk pemeriksaan foto dada. Di ruangan operasi juga alat untuk anestesi juga masih manual, ke depan berbarengan dengan alat xray itu akan dianggarkan juga,” katanya.
RSUD Tipe D Mijen memiliki kapasitas 50 tempat tidur dengan fasilitas pengobatan untuk obgin, penyakit dalam, bedah dan perawatan poli anak, poli gigi, poli jiwa tersedia di rumah sakit ini.
“Sebenarnya awal Oktober kemarin sudah mulai beroperasi, karena SIUP kita keluar bulan September 2024. Dan layanan IGD kita cukup banyak menangani setiap hari ada. Seperti kasus kecelakaan, mereka tidak perlu jauh-jauh ke RS bawah tapi bisa langsung ke IGD,” paparnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman menyebut, masyarakat menyambut baik dengan dibukanya RSUD tipe D di wilayah Mijen. “Karena Rumah sakit daerah yang ada di Kota Semarang, satu-satunya ada di Ketileng, sehingga penyebarannya, sangat diharapkan. Apalagi fasilitas-fasilitas tipe D, tentunya sangat membantu. Kami dari Dewan juga akan mendorong agar Dinkes bisa melengkapi fasilitas guna memberikan pelayanan kesehatan masyarakat,” harapnya.(HS)