
HALO SEMARANG – Pembongkaran 134 rumah warga Cebelok, Sambirejo, Gayamsari, berlangsung rusuh. Warga bentrok dengan aparat gabungan Satpol PP kota, TNI dan Polri, Kamis (18/2/2021).
Paska pembongkaran, beberapa warga sudah menghadang aparat dengan membentuk barisan sambil memegang bendera merah putih. Namun usaha itu tidak sanggup mencegah aparat untuk tidak melakukan pembongkaran.
Pelaksanaan pembongkaran terjadi pada pukul 08.00-11.00, aparat masuk ke permukiman warga dan membongkar 134 rumah warga dengan menggunakan empat alat berat.
Meski begitu, aksi ini berjalan ricuh. Pada saat pelaksanaan pembongkaran terdapat warga yang melemparkan cairan diduga bensin, membakar ban, serta melempar batu dan kayu saat aparat melakukan pembongkaran dan terdapat warga yang nekat melawan menggunakan parang.
Kemudian petugas berhasil mengamankan warga dan beberapa terduga provokator untuk meredakan situasi tersebut.
Terdapat juga warga yang pasrah dan memilih membongkar mandiri agar situasi tidak semakin ricuh.
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto menjelaskan, proses ini ada kelanjutan dari penyegelan pada Jumat tanggal 15 Januari 2021 lalu.
Kemudian rencanan penggusuran yang seharusnya terlaksana pada Selasa 9 Februari 2021 tertunda dan baru dilaksanakan hari ini (18/2/2021).
Fajar pun menyayangkan kericuhan paska pembongkaran ini. Dia mengatakan aparat hanya menjalankan tugasnya, dan warga bisa mengajukan keberatan ke pengadilan jika memiliki bukti bahwa tempat yang ditinggalinya adalah miliknya.
“Kalau warga memiliki bukti yang sah silakan datang ke pengadilan, kalau berbicara kasian semua juga kasian. Kami hanya bertugas menjalankan perda dan melindungi tanah milik orang,” pungkasnya.
Fajar menambahkan, warga sudah diberi tali asih dan ganti rugi serta sudah ada rekom segel dan rekom bongkar. Dia mengatakan untuk polemik tanah itu bukan kewenangnya dan sudah memastikan bahwa tanah ini milik seseorang.
“Saya pastikan selama menjadi Kepala Satpol PP, jika ada tanah perorangan yang dipakai orang lain dan sudah ada rekom dari distaru pasti saya bongkar,” pungkasnya.
Dia juga mengatakan, sebelum melakukan pembongkaran pihaknya sudah memberikan peringatan kepada warga.
“Sudah rapat sebanyak lima kali dan bertemu pak sekda, serta pemberian tali asih,” kata Fajar.
Sementara itu, Nur salah satu warga Cebolok berharap agar pemerintah bisa membantu warga Cebolok agar memberikan perlindungan dan kelangsungan hidup.
“Saya tidak punya saudara di sini dan gak tau harus tinggal di mana lagi, mohon kita ini dibantu,” imbuhnya.(HS)