in

Rapat 2,5 Jam di Semarang, Ini Yang Dibahas Ganjar dan Menhub

Menteri Perhubungan, Budi Karya bertandang ke Semarang, Minggu (5/5/2019) untuk melakukan rapat persiapan mudik bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

 

HALO SEMARANG – Menteri Perhubungan, Budi Karya bertandang ke Semarang, Minggu (5/5/2019) untuk melakukan rapat persiapan mudik bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Sejumlah hal dibahas, dari titik rawan kemacetan sampai pelayanan mudik gratis.
Rapat berlangsung sekitar dua setengah jam di gedung Gradhika Komplek Perkantoran Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang. Selain Menhub dan Gubernur Jateng, hadir pula Kakorlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri, Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko A Dahniel, Wakapolda Yogyakarta Bimo Anggoro Seno serta Kapolres dan Kepala Dinas Perhubungan se-Jawa Tengah.

Ada tiga poin penting dalam rapat persiapan mudik untuk wilayah Jateng-DIY tersebut, yakni terkait lalu lintas, infrastruktur serta pelayanan mudik gratis. Untuk lalu lintas, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan yang perlu diwaspadai adalah titik kemacetan, rambu lalu lintas, rekayasa lalu lintas dan pengelolaan jalan tol.

“Dulu yang bikin kita trauma adalah Brexit (Brebes Exit) tapi sekarang sudah tidak. Secara umum titik macet sudah kami hitung berdasarkan pengalaman mengalami beberapa kemacetan,” katanya.

Beberapa sinyalemen kemacetan parah di Jawa Tengah, lanjut Ganjar, berada di pasar tumpah, perlintasan kereta api serta exit tol. Menyikapi hal tersebut Ganjar pun telah menginstruksikan pada pemerintah kabupaten/kota agar menyiapkan jurus, khususnya untuk mengantisipasi pasar tumpah.

“Mengantisipasi pasar tumpah, pemerintah kabupaten kota silakan segera menandai titik-titik penting rawan kemacetan. Untuk exit tol, titik rawan kemacetan berada di pintu exit tol Pejagan, Pemalang, Banyumanik, Salatiga, Tingkir, Boyolali dan Kartosuro. Exit tol ini jalur alternatif kita berikan. Mudah-mudahan temen-temen di kabupaten membantu,” katanya.

Sementara terkait infrastruktur, Ganjar mengatakan, saat ini beberapa ruas jalan di wilayah di Jawa Tengah sedang diperbaiki dan maksimal harus selesai H-6 Lebaran. Selain itu, Ganjar optimistis keberadaan tol Trans Jawa siap dilalui pemudik meskipun ada sejumlah catatan yang mesti segera dieksekusi pengelola jalan tol. Selain itu Ganjar mewanti-wanti agar pemudik yang menggunakan jalan tol untuk menyiapkan saldo kartu e-toll-nya.

“Bina Marga kami siapkan untuk menghitung daerah yang masih dalam proses pengerjaan jalan. Nanti kami pastikan kapan berhenti. Untuk Rest Area beberapa akan selesai. Untuk pemudik yang menggunakan jalan tol, jangan lupa top up penuh kartu e-toll-nya. Sebagai gambaran dari Jakarta ke Semarang perlu e-toll sekitar Rp 370 ribu,” katanya.

Sementara untuk mudik, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga memilik program mudik gratis dari Jakarta ke tiga titik padat pemudik, yakni Banyumas, Solo, dan Semarang. Ada tiga rangkaian kereta berkapasitas 6.000 orang, kapal berkapasitas 2000 orang dan kendaraan bermotor serta lebih dari seribu bus. Untuk Pemprov Jateng menyediakan 207 bus, 3 rangkaian kereta serta kapal.

“Mudah-mudahan bisa kami lakukan, sehingga mudik melahirkan suasana yang menggembirakan,” katanya.

Untuk pendaftaran mudik gratis tersebut, cukup menunjukkan KTP di kantor Perwakilan Jateng di Jalan Prapanca II Nomor 11 Jakarta Selatan yang telah dibuka sejak 24 April sampai kuota terpenuhi.

Pada tahun ini, dari total pemudik sebanyak 14 juta dari Jabodetabek, sebanyak 5,6 juta berasal dari Jawa Tengah. Kementerian Perhubungan mencatat Jawa Tengah bakal jadi provinsi terbanyak dalam penerima pemudik. Ganjar pun telah menyiapkan program mudik gratis.

“Mudik tahun 2019 ini Kemenhub menyiapkan 1.300 bus, di antaranya akan mengantarkan 56 ribu orang ke 32 kota ke Jateng. Sisanya ke Jatim, Lampung dan Padang,” kata Menhub, Budi Karya.

Dia mencatat selain menggunakan bus, moda favorit untuk mudik bagi masyarakat adalah mobil pribadi yang diprediksi mencapai 4.300.346 orang. Sementara untuk sepeda motor mencapai 2.488.058 orang, dan pesawat 1,4 juta. Sementara penumpang angkutan umum pad tahun 2018 sebanyak 4,15 juta, pada tahun 2019 mencapai 4,6 juta.

“Puncak arus mudik akan terjadi pada tanggal 31 Mei, 1 dan 2 Juni hari Jumat, Sabtu, Minggu pada jam 6 pagi sampai 10 pagi,” katanya.

Dia menjelaskan, transportasi darat masih jadi konsen masyarakat. Mengingat jalan yang relatif baik. Namun demikian, isu keselamatan jadi lebih utama. Maka Menhub mengimbau pengguna motor agar tidak menggunakan motornya. Karena pihaknya telah menyediakan mudik gratis menggunakan bus, motornya diangkut kereta maupun kapal.

“Di hari-hari menjelang mudik kami akan keliling sejumlah tempat terutama di Pantura. Saya akan ajak menteri terkait dan Kapolri. Untuk itu saya usul pada bupati maupun Kapolres agar melakukan upaya persiapan,” katanya.(HS)

Kalah di Dua Laga Uji Coba, Ada Masalah di Lini Depan PSIS 

Hendi Larang Keras Aksi Sweeping saat Ramadan