HALO SEMARANG – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, tiba kembali di Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma, Sabtu (29/7/2023), dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, setelah lawatan selama 2 hari ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Setelah pesawat berhenti, Presiden dan Ibu Iriana kemudian turun dan tampak sejumlah penyambut berbaris di bawah tangga pesawat.
Mereka adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anjung, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Sebelumnya, Presiden dan Negara bertolak dari Bandar Udara Internasional Tianfu, Chengdu, RRT, pada Jumat malam, 28 Juli 2023, sekira pukul 23.25 waktu setempat.
Menurut informasi dari BPMI Setpres, melalui presidenri.go.id, selama di RRT, Presiden Jokowi melakukan serangkaian kegiatan.
Dimulai dari pertemuan bilateral bersama Presiden Xi Jinping, bertemu dengan sejumlah pemimpin perusahaan RRT, hingga menghadiri upacara pembukaan Chengdu 2021 FISU World University Games.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana pada penerbangan dari RRT yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Penguatan Perdagangan
Dalam pertemuan bilateral bersama Presiden Tiongkok, Xi Jinping di Hotel Jinniu, Chengdu, Kamis (27/7/2023), kedua Kepala Negara membahas penguatan perdagangan, investasi, kerja sama kesehatan, kerja sama pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), hingga kerja sama riset serta teknologi.
Presiden Jokowi mengapresiasi penyelesaian protokol impor dalam sejumlah produk antara Indonesia dan Tiongkok.
“Ke depan kita perlu terus dorong pembaruan protokol dan peningkatan kuota impor sarang burung walet serta penyelesaian protokol impor produk laut Indonesia,” lanjut Presiden.
Untuk proyek pembangunan IKN, Presiden berharap agar Tiongkok dapat terus menjadi mitra strategis.
“Semoga kerja sama Otoritas IKN dengan Pemerintah Kota Shenzen dapat berkontribusi bagi perencanaan dan pengembangan IKN,” harapnya.
Terkait kerja sama dalam bidang kesehatan, Presiden Jokowi menyambut baik finalisasi rencana aksi implementasi kerja sama kesehatan antara Indonesia dan Tiongkok.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping juga membahas beberapa isu kawasan meliputi kerja sama ASEAN-RRT hingga dukungan RRT terhadap sentralitas ASEAN untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera.
“Indo-Pasifik adalah kawasan strategis yang harus kita jaga sebagai kawasan damai dan stabil,” ucap Presiden.
Usai melaksanakan pertemuan, kedua pemimpin juga menyaksikan penandatanganan sejumlah dokumen kerja sama yang disepakati oleh kedua negara.
Masing-masing adalah Protokol tentang Persyaratan Pemeriksaan dan karantina untuk Ekspor Serbuk Konjac dari Indonesia ke Tiongkok; Protokol tentang Persyaratan Phytosanitary untuk Ekspor Tabasheer dari Indonesia ke Tiongkok; Rencana Aksi Kerja Sama Bidang Kesehatan, Nota Kesepahaman tentang Pusat Penelitian dan Pengembangan Bersama, Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Perencanaan Berbagi Pengetahuan dan Pengalaman terkait Pemindahan Ibu Kota Baru Indonesia, dan Nota Kesepahaman tentang Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Tiongkok “Two Countries, Twin Parks”.
Selain itu, terdapat juga dua dokumen kerja sama yang ditandatangani secara sirkuler yakni Nota Kesepahaman tentang Pendidikan Bahasa Tiongkok dan Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Ekonomi dan Teknis.
Industri Kimia
Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen Indonesia dalam mengembangkan industri kimia dan energi.
Hal tersebut disampaikan dalam pertemuannya dengan sejumlah pemimpin perusahaan Tiongkok yang digelar di Hotel Shangri-La, Chengdu, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), pada Jumat, 28 Juli 2023.
“Indonesia memang berkomitmen untuk mengembangkan industri kimia dan energi di Indonesia, utamanya di Kalimantan Utara,” tandasnya.
Untuk itu, Presiden Jokowi menekankan bahwa pemerintah Indonesia telah menerbitkan peraturan tentang kebijakan industri nasional yang dinilai penting untuk mendukung target mencapai ekonomi hijau.
“(Aturan tersebut) berisi sasaran pembangunan dan juga pemanfaatan, penyediaan, dan penyaluran untuk kimia berbasis migas dan batubara,” jelas Presiden.
Lebih lanjut, Kepala Negara mengatakan bahwa para pemimpin usaha yang hadir tersebut nantinya akan berperan bagi pengembangan industri kimia di Indonesia.
“Indonesia menargetkan untuk menjadi produsen petrokimia terbesar di Asia,” sambungnya.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mengapresiasi investasi yang ditanamkan oleh sejumlah perusahaan yang hadir dalam membangun kawasan industri di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk dalam pembangunan kilang petrokimia yang berada di Kalimantan.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI untuk RRT Djauhari Oratmangun. (HS-08)