in

PP Kota Semarang Minta Maaf Atas Aksi Kekerasan Kadernya di Minimarket

Rekaman aksi kekerasan kader Pemuda Pancasila di Kota Semarang.

 

HALO SEMARANG – MPC Pemuda Pancasila Kota Semarang telah melakukan investigasi atas adanya oknum yang melakukan kekerasan di salah satu minimarket yang ada di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Apalagi video aksi itu sempat viral di media sosial. Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Semarang, Joko Santoso mengatakan, dari hasil investigasi yang dilakukan, dan melihat kronologi video yang beredar, pihaknya siap membina kader yang membuat ulah tersebut. Dia berharap etika semua kader dan perilakunya di masyarakat bisa lebih baik.

“Oknum tersebut memang kader PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Gububgpati. Maka untuk itu kami secara kelembagaan mohon maaf bila perilaku anggota overlaping. Karena tindakan itu tidak mencerminkan semangat organisasi, tapi hanya tindakan perseorangan. Karena sejak berdiri, tujuan Pemuda Pancasila adalah mengawal ideologi Pancasila di Indonesia,” katanya, Kamis (20/6/2019).

Pihaknya juga menyampaikan maaf kepada pihak kepolisian, karena yang bersangkutan dalam video yang beredar menyebut-nyebut nama institusi penegak hukum tersebut. MPC Pemuda Kota Semarang juga siap membina seluruh anggota di tingkat bawah agar punya etika yang baik dan bisa bersosialisasi di masyarakat. Diharapkan pula, para kader Pemuda Pancasila lebih bermanfaat dalam bermasyarakat, khususnya dalam penanaman dan penyebarluasan pemahaman tentang idiologi Pancasila kepada warga sekitar.

“Tentang insiden di minimarket itu, murni persoalan pribadi dan tanpa kontrol organisasi. Tapi sekali lagi kami secara kelembagaan minta maaf atas insiden tersebut. Pihak PAC Gunungpati juga sudah melakukan mediasi dengan kepolisian setempat. Kami berharap persoalan ini tidak makin berlarut-larut,” katanya.

Terlepas dari persoalan itu, ada catatan yang menurutnya harus diperhatikan Pemkot Semarang. Khususnya terkait banyaknya toko medern yang berdiri di Kota Semarang dan sudah sangat memprihatinkan. Apalagi banyak pendirian toko modern itu yang melanggar aturan. Diakui, kewenangan menindak pelanggaran izin usaha memang ada kewenangannya pada Satpol PP Kota Semarang. Hanya saja, karena banyak pelanggaran yang dibiarkan pemerintah, akhirnya memicu respon sebagian warga yang tak respek dengan dampak sosial dan ekonomi akibat banyaknya toko modern di kota ini. Bahkan beberapa di antaranya berdiri di dekat pasar tradisional. Padahal hal itu jelas melanggar peraturan daerah yang sudah mengatur tentang pendirian toko modern.

“Banyak pelanggaran yang tidak ditindak oleh aparat penegak Perda dalam kasus banyaknya pembangunan toko modern di Kota Semarang. Jangan sampai persoalan seperti ini terus dibiarkan, sehingga memicu persoalan di masyarakat. Kami berharap ada pendataan ulang keberadaan toko modern di Kota Semarang. Ada berapa jumlahnya, berapa yang berizun, dan tidak berizin,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Semarang ini.

Sebelumnya,video pria berseragam Pemuda Pancasila yang marah-marah di Indomaret Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, viral di media sosial, terutama di Facebook dan grup Whatsapp.

Dalam rekaman amatir berdurasi 32 menit dari ponsel tersebut, pria yang memakai tag nama di dada kiri itu membentak-bentak karyawan toko.

Bahkan gerakannya mengesankan hendak memukul lawan bicara.
Dalam video, tiga orang lain yang juga beratribut ormas ini berusaha melerai pria bertopi hitam tersebut.(HS)

Utamakan Siswa Berprestasi, Jateng Minta Kuota Ditambah Jadi 20 Persen

Orangtua yang Palsukan Dokumen Calon Siswa Diancam Sanksi Hukum