HALO SEMARANG – Dampak wabah corona atau Covid-19 ternyata sangat berpengaruh pada dunia pariwisata, khususnya di Kota Semarang.
Diperkirakan, jika tahun ini persoalan wabah corona belum juga tertangani, potensi pendapatan dari sektor pariwisata akan hilang mencapai Rp 1 triliun lebih.
Maka untuk itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang tengah berupaya menggeliatkan sektor pariwisata secara bertahap, dengan konsep memperhatikan protokol kesehatan.
Kepala Disbudpar Kota Semarang, Indriyasari mengatakan, pihaknya tidak tergesa-gesa menerpakan new normal untuk semua sektor.
Hingga saat ini beberapa sektor pendukung pariwisata pariwisata seperti SPA, karaoke, dan tempat wisata masih belum dibuka. Kendati demikian, Disbudpar sedang mempersiapkan new normal untuk sektor-sektor tersebut.
“Kami tidak bisa tergesa-gesa, tapi harus dilakukan secara bertahap dan tetap harus dengan SOP kesehatan yang ketat,” jelas Iin, sapaan akrabnya, usai simulasi penerapan new normal di Hotel Grand Edge, Selasa (9/6/2020).
Iin melanjutkan, pada era new normal nanti, Disbudpar mendorong destinasi wisata, baik milik pemerintah ataupun swasta untuk menggunakan aplikasi nontunai.
Pihaknya pun sudah menyiapkan aplikasi-aplikasi nontunai di destinasi wisata pemerintah. Bahkan, di Kota Lama, para pengunjung yang akan memberi donasi atau sumbangan kepada seniman-seniman di sana akan menggunakan scan barcode.
“Kalau mau nyawer atau beri donasi kepada seniman, badut, cosplay, di Kota Lama nanti menggunakan scanner barcode. Mudah-mudahan kita bisa sama-sama menyambut new normal,” sebutnya.
Tentu saja, kata Iin, setiap destinasi wisata harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tak hanya penerapan protokol kesehatan, Iin juga mengharapkan, setiap sektor pariwiata bisa menciptakan inovasi yang bisa memudahkan masyarakat dalam penerapan new normal nanti.
Dia mencontohkan, di sektor perhotelan ada berbagai inovasi yang sudah diterapkan yakni penggunaan lift yang selalu dijaga oleh petugas.
Ada pula hotel yang menggunakan pencetan kaki saat berada di lift.
Sehingga, tamu tidak harus melakukan sentuhan tangan.
Selain itu, sebutnya, ada hotel yang menerapkan pemeriksaan suhu tubuh menggunakan scanner.
“Begitu masuk, akan terdeteksi suhunya. Nah, inovasi-inovasi itulah yang kami harapkan. Kemarin juga sudah dibicarakan ada paket menginap dengan swab atau rapid test,” tambahnya.(HS)