HALO SEMARANG – Ketua Dewan Pendidikan Jawa Tengah, Prof. Rustono menilai, pemerintah justru perlu menerapkan zonasi 100% dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) agar pemerataan pendidikan bisa benar-benar tercapai.
Menurutnya, jika terus dilakukan revisi zonasi jalur prestasi, malah akan mengembalikan adanya sekolah unggulan maupun sekolah favorit.
“Kalau prestasi ditingkatkan, zonasi diturunkan yang prestasi akan pindah dan kembali ke zaman dulu, ke sekolah unggulan, sekolah favorit,” katanya, belum lama ini.
Dikatakan Rustono, aturan zonasi yang ada sebelumnya sudah lengkap karena sudah mencakup siswa berprestasi. Namun belakangan banyak keluhan yang meminta jalur prestasi diubah tidak hanya 5%.
“Ke depan kalau zonasi bisa 100% akan bagus, asal tidak ada kegaduhan hingga ke atas. Dengan demikian, prestasi merata, kalau zonasi dikendorkan dengan prestasi, maka yang prestasi akan menuju ke sekolah lain, sehingga tidak kebagian prestasi,” imbuhnya.
Dia pun berharap, revisi jalur prestasi yang ditambah 15% di tahun 2019 ini bisa dilakukan peninjauan kembali.
Meski demikian, revisi yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy saat ini, kata dia, sudah tepat untuk meredam ‘kegaduhan’.
“Mudah-mudahan revisi ini akan direvisi kembali di tahun 2020. Semoga penerimaan siswa bisa full zonasi. Jepang, Jerman, dan Itali sudah menerapkan,” tandasnya.
Sementara itu, sejumlah SMA Negeri di Kota Semarang diserbu para calon siswa sejak pagi. Padahal proses PPBD online SMA di Jawa Tengah saat ini belum merupakan hari pendaftaran, baru pembuatan akun untuk mendaftar pada 1-5 Juli 2019.
Salah satunya di SMA N 2 Semarang. Pembuatan akun digelar di aula dan di luar berkerumun para calon siswa yang ditemani walinya.
Salah salah satu orang tua siswa, Arwani, warga Pedurungan Kidul mengaku datang sejak pukul 06.00 sebelum loket dibuka. Dia mendahului bukanya loket karena khawatir kalau anaknya tidak bisa mendaftar.
“Takutnya kalau sudah tutup. Tapi tadi sudah dijelaskan bisa sampai tanggal 28. Ya lebih cepat lebih baik lah,” kata Arwani.
Kepala SMA N 2 Semarang, Yuwana menjelaskan, sebenarnya para calon siswa dan orang tua tidak perlu panik saat pengambilan akun karena bisa dilakukan sampai tanggal 28 Juni 2019 dan tidak berpengaruh pada pendaftaran.
“Pembuatan akun, mulai Senin-Jumat (24 Juni-28 Juni 2019) sekaligus pengambilan token akun tidak pengaruh ke pendaftaran. Token itu untuk pendaftaran dari rumah bisa, handphone bisa, warnet bisa. Bagi yang belum buat akun bisa dilayani sampai tanggal 28 Juli 2019, tidak perlu antre panjang pagi-pagian. Penting itu tanggal 1-5 Juli, pendaftaran,” jelas Yuwana, Kamis (27/6/2019).
SMA N 2 Semarang membuka 24 loket yang akan melayani pembuatan akun sampai pukul 15.00 setiap harinya. Namun Yuwana menjelaskan jika pukul 15.00 lebih masih ada yang antre akan tetap dilayani. Seperti diketahui, tidak hanya di SMA N 2 Semarang, di SMA Negeri lain seperti SMA N 6, SMA N 1, SMA N 3, dan lainnya juga terdapat para calon siswa yang mengantre.(HS)