in

Mahasiswa Unnes Ajari Masyarakat Cara Olah Sampah Rumah Tangga Jadi Pupuk Cair

Sejumlah mahasiswa KKN Unnes memberikan pelatihan pembuatan pupuk cair dari sampah di Desa Tegalsari Barat, Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang.

 

HALO SEMARANG – Belasan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tegalsari Barat, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, 8 hingga 25 Oktober 2019.

Dalam kegiatan ini, mereka melaksanakan beberapa program pemberdayaan masyarakat, salah satunya memberikan pelatihan pembuatan pupuk cair dari sampah rumah tangga. Pelatihan tersebut didasari dari permasalahan sampah yang memang menjadi masalah yang sulit untuk dipecahkan di wilayah tersebut.

Terutama sampah rumah tangga seperti sampah sisa makanan yang setiap hari selalu ada. Oleh karena itu, mahasiswa Unnes dari berbagai program studi ini melaksanakan kegiatan pelatihan tentang pembuatan pupuk organik cair.

Salah satu mahasiswa, Tedy Nurrokhman mengatakan, bahan yang digunakan untuk membuat pupuk organik cair ini adalah bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Meliputi sayuran, kulit buah-buahan, gula, cairan EM4, air, botol 1,5 liter.

“Adapun langkah atau proses pembuatannya sangat mudah. Dengan mencampur bahan-bahan yang dibutuhkan dalam botol yang telah diberi lubang untuk sirkulasi udara. Kemudian ditutup dan disimpan selama 7 hari, dan setelah itu dipisahkan ampas dan cairan tersebut dengan cara disaring,” katanya, Selasa (5/11/2019).

Koordinator Mahasiswa Desa KKN Unnes Lokasi Tahap II Tahun 2019, Fajar Rohmatulloh Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Jepang mengatakan, pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini, salah satu kegiatan KKN yang menjadi unggulan. Alasannya karena banyak keluhan warga tentang sulitnya mengolah sampah, dan pupuk cair adalah solusi yang tepat.

“Pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Desa Tegalsari Barat, terkhusus ibu-ibu tentang bagaimana mengolah sampah organik rumahan menjadi pupuk organik cair. Dengan adanya produksi pupuk organik cair pada masing-masing rumah, diharapkan bisa mengurangi pengeluaran untuk pembelian pupuk karena setiap rumah sudah bisa memproduksi pupuk sendiri,” katanya.

Dikatakan, kegiatan pelatihan juga dilaksanakan di 3 dusun, yaitu Dusun Tegalsari, Mangunsari, dan Dusun Sumurmunding.

“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan setiap rumah mampu mengelola sampahnya sendiri, sehingga bisa mengurangi tingkat pencemaran lingkungan. Selain itu, pembuatan pupuk cair tidak hanya diproduksi di masing-masing rumah, tetapi dapat juga diperjulabelikan secara luas,” imbuhnya.

Salah satu peserta, Khotim mengatakan, kegiatan bermanfaat bagi mereka. “Cara buatnya mudah hanya butuh sampah dapur dan gula. Sekarang sudah bisa buat pupuk sendiri,” imbuhnya.(HS)

Jelang Muskot KNPI Kota Semarang, Voters Ingin Ada Debat Calon

Beri Pemahaman Tentang UU ITE, Mahasiswa FH Unisbank Gelar Pendidikan Hukum Bagi Pelajar