HALO SEMARANG – Komisi III meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk mengusut tuntas kasus kematian Rahmat Vaisandri (27), warga asal Sumatra Barat yang bekerja sebagai sopir bus.
Rahmat Vaisandri meninggal dunia, setelah diduga disiksa sekelompok orang yang menuduhnya mencuri di Jakarta Timur.
Dalam kondisi babak belur dan hanya mengenakan pakaian dalam, Rahmat bukannya diantar ke rumah sakit, melainkan ke Polsek Pasar Rebo.
Hal itu terungkap dalam audiensi keluarga almarhum Rahmat Vaisandri, yang didampingi penasihat hukum, dengan Komisi III DPR RI.
Audiensi yang difasilitasi anggota DPR RI Dapil Sumatera Barat, Andre Rosiade itu, dipimpin Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (30/1/2025),
Dalam acara itu Komisi III DPR RI juga meminta Kapolres Jakarta Timur untuk memerintahkan Kapolsek Pasarebo beserta jajarannya, melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dugaan pembunuhan terhadap Rahmat Vaisandri.
“Secara transparan dan berkepastian hukum, dengan mengedepankan metode scientific crime investigation secara komprehensif, serta menindak tegas para pelaku yang terbukti melakukan pelanggaran sesuai ketentuan perundang-undangan,” kata anggota Komisi III DPR Fraksi NasDem, Lola Nelria Oktavia.
Sementara itu anggota DPR dapil Sumatera Barat (Sumbar) I, Andre Rosiade, mengapresiasi Komisi III DPR, yang memberikan perhatian pada kasus kematian warga Minang, Rahmad Vaisandri (29), di wilayah Jakarta Timur (Jaktim).
Andre meminta Komisi III DPR terus mengawal proses kasus tersebut diusut tuntas.
“Harapan kita tentu dengan bantuan atensi dan dukungan Komisi III DPR, Rahmad Vaisandri ini bisa mendapat kebenaran dan keadilan sesuai dengan harapan keluarga,” kata Andre, setelah rapat dengar pendapat di Komisi III DPR, gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Komisi III DPR juga Minta Polres Jaktim Transparan Usut Tewasnya Rahmad Vaisandri
Andre menyinggung hasil kesimpulan rapat bahwa Komisi III DPR meminta Polres Metro Jaktim melakukan penyelidikan kasus dengan transparan.Andre menyebut mendiang korban diduga mengalami penganiayaan pada 24 Oktober 2024 lalu. Dia mengatakan pihak keluarga meminta keadilan atas kejadian itu.
Untuk diketahui, Rahmad Vaisandri, Rahmat ditemukan meninggal mengenaskan di wilayah Jakarta Timur, dengan luka sekujur tubuhnya dan barang berharganya juga hilang.
Menurut keluarga, Rahmat tiba-tiba menghilang dan handphonenya tidak dapat dihubungi, beberapa hari setelah menghubungi orang tuanya di kampung halaman.
Rahmat yang berprofesi sebagai sopir bus AKAP Jakarta-Padang, pada 18 Oktober 2024 masih sempat berkomunikasi dengan pihak keluarganya.
“Jadi, Rahmat tanggal 18 Oktober masih komunikasi sama bapak. Si Rahmat ngomong mungkin kalau ada penumpang (bus mau sekalian) balik lagi ke kampung,” kata Rika.
Namun, pada 20 Oktober 2024 saat pihak keluarga menghubungi Rahmat, handphone korban sudah dalam keadaan tidak aktif dan tidak ada informasi apa pun.
Keluarga yang semakin khawatir akhirnya melaporkan kehilangan Rahmat ke Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Pasar Rebo, pada 30 Oktober 2024.
Namun kabar keberadaan rahmat baru diinformasikan pada 5 November. Saat itu keluarga menerima kabar dari kepolisian, bahwa Rahmat telah meninggal dan berada di Rumah Sakit Kramat Jati.
Menurut keterangan pihak rumah sakit, Rahmat ditemukan sudah dalam kondisi meninggal ketika diantar pada 24 Oktober 2024.
Pemeriksaan awal menunjukkan Rahmat mengalami luka robek di kepala dengan 29 jahitan serta luka lebam di beberapa bagian tubuhnya, memperkuat dugaan adanya tindakan kekerasan. (HS-08)