HALO KENDAL – Komisi C DPRD Kabupaten Kendal menyoroti persoalan pengelolaan sampah di daerah ini yang dinilai belum maksimal. Pengelolaan sampah dinilai belum dilakukan secara komprehensif dari sumbernya atau dari hulu sampai hilir.
Anggota Komisi C Muh Tommy Fadlurohman mengatakan, untuk meminimalisir permasalahan sampah maka harus ada pengelolaan sampah sejak dari sumbernya.
“Saya sering mendapatkan kritik dan masukan dari masyarakat, terkait TPA sampah di daerah Darupono. Yang baunya dikeluhkan masyarakat sekitar TPA. Apalagi pas musim hujan bau sampah hingga sampai pemukiman warga,” ungkapnya.
Hal itu disampaikannya saat rapat koordinasi Program Kegiatan Koordinasi dan Fasilitas OPD Bidang Infrastruktur Kendal Tahun Anggaran 2022 dengan tema Pengelolaan Sampah, di Watersix Resto Weleri, Kamis (24/3/2022). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal.
Pria yang akrab disapa Gus Tommy itu melanjutkan, dinas terkait harus melakukan pengelolaan sampah secara sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
“Sehingga pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir, agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat,” tegasnya.
Politisi Partai Golkar tersebut juga menyinggung, dari sekian jenis sampah, yang paling krusial hingga menjadi perhatian dunia adalah sampah plastik.
“Karena bukan hanya merusak daratan, sampah plastik juga terbawa sampai laut sehingga mengancam ekosistem laut,” ujar Gus Tommy.
Menurutnya, kecenderungan orang menggunakan plastik, merupakan sebuah fenomena dimana orang ingin cepat dan praktis.
“Daripada menggunakan bungkus daun dan sebagainya, plastik ini relatif lebih cepat, praktis, murah dan mudah didapat di mana-mana,” papar Gus Tommy.
Untuk itu, juga perlu adanya edukasi ke masyarakat tentang pentingnya pengetahuan bahaya sampah plastik, dan kesadaran bagaimana menyikapi sampah plastik.
Pada umumnya, lanjutnya, sampah memberikan dampak buruk bagi masyarakat, dan setidaknya ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungannya.
“Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Sampah tersebut akan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti penyakit diare, tifus, kolera, penyakit jamur dan penyakit cacingan,” ungkap Gus Tommy.
Anggota Komisi C lainnya, Hegar Saputra, juga menyoroti ganguan lingkungan akibat penumpukan sampah terutama di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kendal.
Menurut Politisi Muda Gerindra tersebut, berbagai dampak bisa ditimbulkan dari sampah tersebut. Seperti dampak kepada kesehatan, lingkungan, sosial dan ekonomi.
“Selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, penanganan sampah yang tidak baik juga mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan,” terang Hegar.
Seringkali sampah yang menumpuk di saluran air mengakibatkan aliran air menjadi tidak lancar dan berpotensi mengakibatkan banjir.
“Selain itu, sampah yang berada di sekitar saluran air akan menimbulkan bau tak sedap. Jadi saya minta, jangan buang sampah sembarangan dan buanglah pada tempatnya,” tegasnya.
Sementara itu, Kabag Administrasi Pembangunan Setda Kendal, Giri Kusumo yang hadir dalam kegiatan tersebut mengakui, sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan beberapa dampak negatif.
‘’Oleh sebab itu, pengelolaan sampah yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk mencapai berbagai target terutama pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Dia mengatakan, pengelolaan sampah bisa disebut sebagai ‘pintu masuk’ untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan.
“Karena hal ini merupakan isu multisektor yang berdampak dalam berbagai aspek di masyarakat dan ekonomi,” jelasnya.
Pengelolaan sampah memiliki keterkaitan dengan isu kesehatan, perubahan iklim, pengurangan kemiskinan, keamanan pangan dan sumberdaya, serta produksi dan konsumsi berkelanjutan.
“Namun, pengelolaan sampah juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yang dapat dianggap sebagai penghambat sistem, yaitu faktor penyebaran dan kepadatan penduduk, sosial ekonomi dan karakteristik lingkungan fisik, sikap, perilaku serta budaya yang ada di masyarakat,” ujarnya. (HS-06).