HALO SEMARANG – Hingga 2023, luasan hutan di wilayah Jawa yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat kawasan hutan mencapai sekitar 300 ribu hektare. Selain guna konservasi, kelola usaha dan pengelolaan hutan lestari.
Kepala Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) wilayah Jawa, Danang Kuncara Sakti menjelaskan, dari target pengelolaan hutan 12,7 juta hektare tahun 2022, baru sekitar 8 juta hektare yang diberikan akses perhutanan sosial.
“Dari total luasan hutan sekitar 127 juta hektare, hanya sekitar 30 persen luasan hutan yang dikelola masyarakat, salah satunya diberikan akses untuk perhutanan sosial, memiliki nilai ekonomi,” ungkap Danang, saat memberikan sambutan mewakili Dirjen PSKL Kementerian Kehutanan di acara Lokakarya Media Breifing dengan tema Konservasi dan Lingkungan yang Berkelanjutan: Inisiatif Hijau untuk Kehidupan yang Lebih Baik digelar Bakti Lingkungan Djarum Fondation (BLDF), di Djarum Oasis, Kudus, Rabu (13/11/2024).
Dikatakan Danang, pemanfaatan tata kelola hutan oleh masyarakat, dikenal Agroforestri yaitu kopi organik yang memanfaatkan kawasan hutan dengan menanam tanaman kopi di sela-sela tegakan vegetasi.
“Penanaman kopi dilakukan di pohon memanfaatkan pupuk kompos/kandang serta mengurangi pupuk kimia. Sehingga hutan tetap terjaga serta masyarakat beraktivitas dengan meminimalisir emisi karbon dari penggunaan pupuk kimia,” imbuhnya.
Pengelolaan hutan yang tepat sangat penting, lanjut Danang, termasuk menuju ekonomi hijau, pembangunan rendah karbon, kelestarian kenekragaman hayati. Karena fungsi untuk penyerapan CO2 yang signifikan dan keseimbangan ekosistem lingkungan.
“Mengingat saat ini ada krisis global dampak perubahan iklim. Mulai meningkatkan polusi, gas rumah kaca, kepunahan kenanekaragaman hayati dan bencana alam,” katanya.
Sedangkan dari aspek ekonomi, jelas dia, perhutanan sosial telah memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.
“Nilai transaksi ekonomi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial pada tahun 2023 yang kami catat melalui Sistem Informasi GoKUPS mencapai Rp 1,13 triliun (102,7 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1,1 triliun). Pada tahun 2024 ini target nilai ekonomi tersebut semakin ditingkatkan menjadi sebesar Rp 1,5 triliun,” pungkasnya.
Sementara, Director Communications BLDF, Mutiara Diah Asmara menjelaskan dengan kegiatan lokakarya untuk insan media ini diharapkan, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai dari perspektif lingkungan. Nantinya bisa menghasilkan karya yang menyebarluaskan informasi lebih luas lagi untuk membuat perubahan positif untuk alam.
“Upaya ini inisiasi dari BLDF untuk bersinergi dengan berbagai pihak untuk peduli terhadap lingkungan, salah satunya media bisa mengeksplore terkait lingkungan dan menginspirasi orang aksi nyata,” katanya.
Di acara tersebut juga disampaikan beberapa pemateri, yakni Edi Purwanto Direktur Forbenbos Indonesia, dan pengelola kanal Lestari Kompas.com, Bambang T Jatmiko yang menyampaikan media dan isu sustainability. (HS-06)