in

Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe di Kota Pekalongan Berani Pertahankan Harga dan Mutu

Foto ilustrasi: usaha pembuatan tempe dan tahu.

 

HALO PEKALONGAN – Para perajin tempe di Kelurahan Kuripan Kertoharjo, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan berupaya mempertahankan mutu produk, walaupun harga bahan baku berupa kedelai berfluktuasi.

Itu pula yang dilakukan Dzikri, perajin tempe di Kampung Tempe, Kelurahan Kuripan Kertoharjo. Lelaki yang sudah berproduksi sejak 1995 itu, mengakui harus melakukan berbagai cara untuk bertahan.

Seperti ketika pada awal November 2021 lalu, harga kedelai naik dari Rp 9.800 perkilogram, menjadi Rp 10.600 perkilogram, dia tidak serta merta menaikkan harga produk.

Harga tempe yang dia produksi juga masih sama, yakni Rp 5.000 dan Rp 10.000.

“Jumlah produksinya masih utuh, sehari kedelai 66 kilogram. Tapi penghasilan kami yang akhirnya menurun, karena harga jual tempe masih sama,” papar Dzikri.

Agar tak terlalu merugi, dia hanya bisa mengurangi ukuran produk, menjadi sedikit lebih kecil. Tempe-tempe tersebut Dzikri dibawa ke Pasar Sorogenen.

“Tidak ada protes dari pelanggan, dengan pengurangan ini, karena yang paling penting kualitas tempenya saya pertahankan tetap baik dari kedelai yang berkualitas,” ujar Dzikri.

Sementara itu Kepala Seksi Pembangunan dan Kesehatan Masyarakat Kelurahan Kuripan Kertoharjo, Diana Happy Damayanti, mengatakan para perajin tersebut membutuhkan nama besar agar usaha mereka makin dikenal.

“Para perajin tempe butuh status dan nama besar untuk usaha tempe nya,” kata Diana.

Hal itu pula yang antara lain melatarbelakangi pencanangan wilayah itu menjadi Kampung Tempe. Di wilayah tersebut, sedikitnya terdapat 20 perajin tempe, yang tetap aktif berproduksi.

“Saat ini masih 20 lebih perajin tempe yang aktif berproduksi. Pemerintah Kota Pekalongan sangat mendukung Kampung Tempe ini. Ada dukungan alat usaha, modal usaha melalui kredit usaha rakyat (KUR), dan kegiatan pelatihan-pelatihan,” kata dia.

Kampung Tempe juga sering dijadikan tempat untuk pelatihan teknis pembuatan bahan pangan tersebut. Dia berharap pencanangan kampung tempe tersebut terwujud, sehingga usaha para perajin tersebut semakin dikenal oleh masyarakat. (HS-08)

Sebagian Petani di Kota Pekalongan Masih Anggap Kartu Tani Merepotkan

Si “Mesin Terbang” Elang Laut Dada Putih, Satwa Dilindungi Yang Ditemukan Di Semarang