HALO PEKALONGAN – Sebagian petani di Kota Pekalongan masih menganggap penggunaan kartu tani justru merepotkan. Hal ini karena kadang muncul kendala teknis, seperti mesin Electronic Data Capture (EDC) bermasalah atau kartu tani tak bisa digunakan.
Hal itu diungkapkan Pengawas Alat dan Mesin Pertanian Muda, Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, Suharsono SIP MM, terkait dengan alokasi pupuk bersubsidi.
“Sebagian petani menganggap hal digital tersebut merepotkan. Mereka ingin yang praktis. Bahkan untuk mengurus kartu tani ke bank, kadang mereka sungkan. Jadi dari pihak kami yang turut membantu menguruskan,” kata Suharsono, seperti dirilis pekalongankota.go.id.
Lebih lanjut disampaikan, Dinperpa Kota Pekalongan, saat ini sedang menyiapkan pupuk urea dan NPK bersubsidi untuk alokasi 2022. Walaupun masih ada jenis pupuk bersubsidi lainnya, namun petani lebih meminati urea dan NPK. Dua jenis pupuk itu pula yang alokasinya terus masuk ke Dinperpa.
Adapun untuk pendistribusian, selama ini juga berjalan lancar. “Untuk urea, alokasi dari pusat sebanyak 172 ton dan realisasi 63 persen jadi 108,71 ton atau kalau dinominalkan kisaran Rp 240 juta lebih. Untuk NPK alokasi dari pusat sebanyak 200 ton realisasinya 62,8%,” kata Suharsono.
Untuk tahun ini, alokasi pupuk urea bersubsidi mengalami kenaikan dibandingkan 2021. Pada 2021, alokasi pupuk urea bersubsidi sebesar 172 ton dan tahun ini 296 ton.
Adapun untuk NPK bersubsidi yang pada 2021 sebanyak 200 ton, pada 2022 ini justru turun menjadi 149 ton. “Ini masih diproses, jadi tinggal menunggu SK turun,” kata dia.
Sementara itu untuk mendistribusikan pupuk bersubsidi, ada lima kios yang terdaftar di Dinperpa, yakni Tani Lancar, Tani Jaya, Wahana Tani, KUD, dan Tani Berhasil.
“Sebelumnya hanya empat, dan belum lama ini bertambah Tani Lancar di Pekalongan Utara,” kata dia. (HS-08)