SEMARANG – Kawasan Kecamatan Genuk dan Kaligawe, Kota Semarang, kembali terendam banjir akibat hujan deras yang terjadi dua hari terakhir ini. Wali Kota Semarang, Hendrar Pribadi mengatakan, persoalan banjir di Kaligawe belum tuntas karena memang proyek normalisasi Sungai Seringin dan Tenggang belum selesai. Pembangunan bendungan di hilir kedua sungai memang sudah selesai hanya saja pompa yang digunakan untuk menyedot air dari darat ke laut belum beroperasi.
“Hari ini masuk rob cukup tinggi karena kemarin tanggulnya dijebol oleh PU dan BBWS atas desakan masyarakat karena hujan cukup tinggi dan air tidak bisa masuk ke laut. Itu karena pompanya belum bisa difungsikan karena proyek belum selesai,” kata Hendi, sapaannya, saat ditemui di Balai Kota Semarang, Senin (3/12/2018).
Karena tanggul atau bendungan sungai dijebol, akibatnya air laut masuk ke daratan sehingga mengakibatkan terjadinya rob.
“Pagi ini karena rob yang cukup tinggi, air laut masuk ke daratan. Maka yang bisa saya sampaikan, kami minta semua dinas yang punya pompa baik PU kota, BBWS, dan PU provinsi untuk bisa drop pompanya di genuk dan Kaligawe. Supaya segera kering,” jelasnya.
Hendi menuturkan, ada keterlambatan dalam penyelesaian normalisasi Sungai Seringin dan Tenggang. Kalau dalam kontrak, Hendi menyebutkan, harusnya pompa terpasang pada Agustus-September lalu. Hanya saja, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai hal itu.
“Ini ada keterlambatan projek dan kami sudah menghubungi BBWS, katanya akhir November. Namun sampai sekarang belum juga beroperasi pompanya. Kami akan kejar terus supaya Sungai Seringin dan Tenggang bisa berfungsi maksimal,” ucapnya.
Hendi berharap, pompa yang sudah datang di bendungan Sungai Seringin dan Tenggang segera dipasang dan dioperasikan. Jika hanya memiliki mengandalkan tanggul atau bendungan saja, hanya air rob yang tertangani. Akan tetapi ketika hujan turun maka banjir pun terjadi.
“Tanggulnya memang bisa bendung rob namun begitu hujan datang kita tidak bisa apa-apa. Karena pompa itu yang nantinya memompa air hujan masuk ke laut,” tuturnya.
Sementara Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana memfungsikan lima pompa yang berada di muara Sungai Seringin untuk mengeringkan banjir yang merendam wilayah Genuk dan Kaligawe, Senin (3/12/2018). Lima pompa tersebut difungsikan darurat meski rumah pompa belum selesai dibangun.
Kepala BBWS Pemali Juana, Tuhan Ruzziyatno menuturkan, kelima pompa berkapasitas masing-masing 2 kubik per detik itu difungsikan sejak Minggu (2/12/2018) malam. Sehingga, genangan banjir di Genuk dan Kaligawe diharapkan bisa surut dalam waktu cepat dan jalan bisa dilalui kendaraan.
“Itu kami fungsikan langsung karena ada banjir. Petugas di sana kami minta meski rumah pompanya belum selesai. Itu kurang bagian atapnya. Lalu kami minta atapnya pakai terpal dulu karena ini darurat,” kata Ruhban.
Selain memfungsikan pompa di muara Seringin, BBWS juga menerjunkan empat mobil pompa dengan kapasitas masing-masing 200 liter per detik. Keempat mobil pompa tersebut bisa difungsikan untuk mengeringkan area yang masih ada genangan air.
“Tapi banjir di Genuk dan Kaligawe ini sebentar saja kok, tak ada masalah. Jika nanti seluruh pompa di Seringin dan Tenggang sudah berfungsi normal, maka tidak ada banjir yang menggenang lagi. Memang meski kontraknya sampai 2019, tapi ini darurat hujan sehingga dipercepat,” jelasnya.(HS)