HALO SEMARANG – Tentara Nasional Indonesia (TNI), selama ini berperan aktif, dalam ikut menanggulangi wabah Covid-19. Bukan hanya dengan ikut menyebarluaskan pesan protokol kesehatan, TNI juga menyiapkan personel, material, dan alat utama sistem persenjataan (alutsista), untuk mengawal dan mengamankan distribusi Vaksin Covid-19 ke daerah-daerah.
“Dalam mendukung vaksinasi nasional tersebut, TNI telah menyiapkan personel, material dan Alutsista untuk mengawal dan mengamankan distribusi Vaksin Covid-19 ke daerah-daerah,” tegas Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, SIP, saat menjadi keynote speaker pada Webinar bertajuk “Vaksin Covid-19 Untuk Indonesia Bangkit”, seperti dirilis TNI.mil.id, kemarin.
Dia mengatakan TNI TNI mengerahkan 91.817 personel, serta menyiapkan 109 Rumah Sakit TNI di 34 Provinsi di seluruh Indonesia, untuk mendukung Program Vaksinasi Nasional Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan keterlibatan TNI dalam membantu penanganan pandemi Covid-19, dimulai dari penjemputan dan karantina 238 orang WNI dari Wuhan, akhir Januari 2020.
Selanjutnya dilakukan pembentukan Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) TNI di Natuna, di Pulau Sebaru Kecil, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura.
“TNI selalu berada di garis depan, dalam setiap upaya menjaga negara dan bangsa dari setiap ancaman, termasuk ancaman wabah penyakit seperti pandemi Covid-19 saat ini. Prajurit TNI dan tenaga kesehatan TNI, selalu menjadi frontliner dalam penanganan pandemi adalah aset penting yang harus dijaga dan diapresiasi,” tegasnya.
Panglima TNI mengatakan, untuk mendukung tenaga kesehatan yang berjuang di garis depan, saat ini TNI telah merekrut tenaga kesehatan melalui jalur khusus, dari Perwira Prajurit Karier Khusus Tenaga Kesehatan TNI.
“Untuk memperkuat tenaga kesehatan, TNI baru saja melantik 164 orang Perwira Prajurit Karier Khusus Tenaga Kesehatan TNI, yang akan langsung diterjunkan sesuai keahliannya masing-masing. Dengan perkuatan ini, diharapkan dapat mempercepat pencapaian target Pemerintah dalam Program Vaksinasi Nasional,” ungkap Panglima TNI.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan, TNI juga mengerahkan personel di satuan-satuan kewilayahan, untuk melaksanakan sosialisasi dan memberikan penyuluhan untuk mengedukasi masyarakat.
“Hal ini penting, karena salah satu faktor yang menjadi tantangan dalam Program Vaksinasi ini adalah beredarnya berita-berita bohong atau hoax. Masifnya informasi menyesatkan terkait vaksinasi menjadi penghambat dalam pemenuhan target 181 juta orang yang akan mendapatkan vaksinasi gratis sampai tahun 2022,” kata Panglima TNI.
Menurut Panglima TNI, untuk memenangkan perang informasi dan narasi ini, perlu adanya upaya sinergis dan kolaboratif seluruh stake holders terkait, karena setiap anggota masyarakat adalah tokoh-tokoh sentral dalam penerapan disiplin protokol kesehatan.
Masih adanya sebagian masyarakat yang enggan ataupun tidak disiplin berarti dibutuhkan pendekatan yang lebih baik. Pemahaman yang salah terkait vaksin dan upaya vaksinasi juga harus dijernihkan.
“Di sinilah peran penting berbagai elemen yang ada di dalam masyarakat, termasuk tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh wanita, dan sebagainya. Sinergitas antara TNI-Polri Pemda dan tokoh masyarakat dan tokoh agama menjadi sangat penting dalam menyukseskan Program Vaksinasi Nasional Covid-19,” tuturnya.
Panglima TNI juga menegaskan bahwa penerapan disiplin protokol kesehatan menjadi kunci dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan harus menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari sampai pandemi ini dapat diatasi dan berakhir.
Acara Webinar yang bertajuk “Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit” tersebut menghadirkan beberapa narasumber seperti Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Ketua MUI KH. Cholil Nafis dan Anggota Satgas Covid-19 dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Dr. dr. Sukamto Koesno Sp.PD. (HS-08)