
HALO SRAGEN – Pada era teknologi serba digital ini, ternyata masih ada orang-orang yang bersedia melestarikan alat permainan gasing dari kayu.
Dua dari sedikit orang itu, adalah perajin dari Parjan (63) dan Dirjo Wiranto (65), warga Dusun Karang, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.
Bahkan, gasing kayu buatannya bisa terjual hingga Solo, Karanganyar, Boyolali, Klaten, Yogyakarta hingga Nganjuk (Jawa Timur).
Di sela-sela membuat pesanan gasing, Parjan mengatakan bahwa sudah lama dirinya memproduksi Gasing ini bersama sang kakak (Dirjo) untuk dijual.
“Sudah sejak kecil saya bikin mainan Gasing kayu ini, tapi kali ini bikin gasing kalau ada pesanan saja,” tutur dia, seperti dirilis Sragenkab.go.id.
“Sedikit-sedikit ada yang pesan. Kadang anak-anak sekitaran sini, tapi kadang juga ada anak-anak dari luar kota,” katanya.
Mainan gasing dari kayu landeng Jawa ini, rupanya sudah terkenal di kalangan pehobi gasing.
Jenis kayu tersebut, dikenal bagus, kuat, dan mudah dibentuk.
Untuk pemasaran, Parjan dan Dirjo mengaku terbantu dengan adanya media sosial Facebook dan Youtube.
Berkat pemasaran melalui dua media sosial tersebut, pesanan terus mengalir.
Hal ini merupakan berkah bagi mereka di masa-masa ekonomi sulit akibat pandemi Covid-19 ini.
“Allhamdulilah, kemarin pesanan dari Nganjuk, untuk ukuran dewasa sebanyak 12 buah di beli seharga Rp.600.000 sementara ukuran anak anak Rp. 40.000 x 12 = Rp. 480.000 total kemarin dapat Rp.1.080.000 (satu juta delapan pupuh ribu rupiah) pendapatan yang lumayan bagi kami di tengah pandemi tidak bisa bekerja apa-apa, kemarin kita kerjakan selama satu minggu pesanan Gasing itu mas” papar Parjan.
Dirinya menambahkan warga Karang, Desa Gading, biasa bermain gasing tradisional di sela – sela waktu luang setelah musim tanam padi di sawah.
“Jadi nanti beberapa warga kumpul di salah satu halaman rumah warga, mereka saling memainkan gasing – gasing andalan mereka untuk di di tarungkang, gasing yang berputar lebih lama maka mereka menjadi pemenang dan gasing yang kalah harus di patu (ditabrak) oleh gasing gangsing yang berputar lebih lama tadi saat start atau cari poin,” lanjutnya.
Parjan berharap meski zaman sudah semakin maju, dirinya sangat berharap agar anak – anak generasi saat ini tidak meninggalkan permainan – permainan tradisional jaman dulu.
“Semoga anak anak bisa tetap melestarikan permain tradisional seperti ini, jangan hanya main game di hp saja, tapi bisa bermain permaian ini bareng bareng sama teman lebih baik,” harapnya.
Permainan gasing kayu ini, khususnya di Dusun Karang, Desa Gading (Kecamatan Tanon) masih di mainkan setiap tahunya, dan tidak memandang usia mulai dari anak-anak hingga orang tua masih memainkan permainan tradisional tersebut. (HS-08)