HALO SEMARANG – Dinas Kesehatan Kota Semarang akan melakukan evaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) dalam rangka mengantisipasi terjadinya klaster di sekolah. Evaluasi tahap tiga masih sama seperti evaluasi sebelumnya, petugas puskesmas melakukan random sampling ke sejumlah sekolah.
Salah satunya dilakukan Puskesmas Ngaliyan, yang mengunjungi SMPN 16 Semarang untuk melakukan random sampling tes PCR kepada 30 siswa serta tiga guru dan tendik, Senin (13/12/2021).
Petugas Puskesmas Ngaliyan, Reyininda Agustyafi mengatakan, sampling PCR di SMPN 16 sudah dilakukan beberapa kali untuk evaluasi.
Ini merupakan evaluasi tahap tiga guna mengantisipasi terjadinya penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. Jika ditemukan sampel positif, petugas puskesmas akan menindaklanjuti tracing atau penelusuran baik di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal.
“Apabila alamat rumah dari pihak yang positif, baik siswa atau guru di luar wilayah kerja kami yang melakukan sample swab, maka kami akan menindaklanjuti atau meneruskan ke puskesmas lain,” sambungnya.
Semakin rutin sampling swab dilakukan, dia berharap tidak ada klaster di sekolah yang menjadi wilayah binaan Puskesmas Ngaliyan.
Adapun kasus Covid-19 di Kota Semarang saat ini sudah terbilang sedikit. Berdasarkan data Pemerintah Kota Semarang pada laman siagacorona.semarangkota.go.id, hingga Senin pukul 14.00, terdapat empat kasus tersisa.
Tiga di antaranya merupakan warga Semarang dan satu merupakan warga luar kota. Jumlah itu naik dari hari sebelumnya hanya dua kausus. Bahkan, sempat hanya ada satu kasus pada Jumat lalu.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, persentase temuan positif atau positif rate di Kota Semarang sudah sangat kecil. Setiap hari, petugas Dinas Kesehatan melakukan random sampling ke 1.000 – 2.000 sampel. Temuan harian hanya satu atau dua kasus saja.
“Setiap ketemu kasus, kami laporkan dan sampaikan secara transparan. Ini cara kami. Tidak kemudian kasus harus nol, tapi bagaimana jika ada yang terkonfirmasi, kami lakukan jangan sampai nyasar ke mana-mana. Kami sekarang melalukan tracing 30 kontak erat,” jelasnya.
Menurutnya, sudah semakin kecilnya temuan kasus Covid-19 di ibu kota Jawa Tengah berkat kerja seluruh komponen masyarakat, pemerintah, dan Forkopomda.
“Teman-teman OPD melakukan hal yang sama termasuk masyarakat dengan seluruh ketokohannya turut terlibat mulai dari random ssmpling, percepatan vaksinasi, dan edukasi,” papar Hakam.
Dengan upaya itu diharapkan tidak ada masyarakat yang lengah. Dinas Kesehatan mencatat angka persentase penerapan protokol kesehatan mendekati akhir tahun naik berada di 80 persen.(HS)