
HALO SEMARANG – Kehadiran warak raksasa setinggi 6 meter berhasil menyedot perhatian ribuan warga yang memadati Jalan Pemuda Semarang, Sabtu (4/5/2019). Alhasil, arak-arakan Dugderan yang digelar Pemkot Semarang sebagai upacara menyambut Bulan Ramadhan mendapat perhatian ribuan warga yang memadati sepanjang rute, Jalan Pandanaran, Jalan Imam Bonjol, hingga Masjid Kauman Semarang.
Warak raksasa yang dibuat oleh seluruh General Manager (GM) hotel di Kota Semarang yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), memang sangat besar. Tak urung Perwakilan Lembaga Prestasi Indonesia (Leprid)-pun memberikan penghargaan atas insiatif, pemrakarsa dan pembuatan warak raksasa ini.
“Dugderan adalah tradisi yang sudah ada sejak lama, bahkan sejak era Kanjeng Bupati Aryo Purbaningrat atau Sunan Pandanaran sebagai Bupati Semarang pertama. Jadi harus dilestarikan. Kalau ada pihak yang menyumbang warak, tentu kami sambut baik sebagai bentuk bergerak bersama antara pemerintah dan elemen masyarakat, swasta serta media,” terang Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Dijelaskan, prosesi arak-arakan Dugderan digelar sebagai bentuk nguri-uri budaya menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Karenanya, Hendi sekaligus mengajak seluruh elemen warga untuk menahan diri dan meningkatkan kesabaran serta amal ibadah.
Oleh karenanya, dia mengajak seluruh pihak untuk kembali bersatu membangun Kota Semarang melalui kreativitas. Hal-hal kreatif serta atraksi yang menarik seperti inilah yang menurutnya akan membuat Semarang semakin hebat dan dikenal sebagai destinasi wisata unggulan tanah air.
“Ini yang menarik dari Dugderan tahun ini, karena partisipasi warga semakin banyak dan semakin meriah. Saya harap warga Semarang bersih-bersih diri, jaga kondisi fisik dan memperbanyak hal-hal positif serta amalan baik di bulan suci ini,” tukasnya.
Prosesi budaya Dugderan sendiri dibuka dengan penampilan marching band Gema Perwira Samodera dari PIP (Politeknik Ilmu Pelayaran). Diikuti dengan rombongan seluruh General Manager (GM) hotel se-Kota Semarang yang mengarak warak raksasa, dilanjutkan dengan rombongan warga yang membawa aneka manggar.
Di barisan paling belakang, Hendi yang berperan sebagai Kanjeng Bupati RMT Aryo Purbaningrat bersama istri mengendarai kereta kencana menuju Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman), untuk menyerahkan shukuf halakoh. Nantinya, shukuf ini akan dibacakan didahului dengan pemukulan bedug dan penyelaan mercon yang berbunyi dug-dug dan der dor sebagai awalan kata dugderan.
Sukuf ini sendiri kira-kira merupakan penanda bahwa Bulan Ramadhan sudah dimulai, dan warga diharapkan ikut berpuasa serta dapat mengendalikan emosi. Usai dari Masjid Kauman, rombongan kembali bergerak menuju Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) untuk kembali menyerahkan shukuf halakoh kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang berperan sebagai RMT Probo Hadikusumo.(HS)