in

Viral dan Dikunjungi Banyak Pejabat, Tambaklorok Dikhawatirkan Hanya Jadi Komoditi Politik Saja

Pembangunan Kampung Bahari Tambaklorok yang belum selesai.

 

BELAKANGAN ini masyarakat ramai memperbincangkan soal kawasan pesisir Tambaklorok, Semarang. Ramainya pemberitaan tentang Tambaklorok di Semarang ini lantaran kampung tersebut sempat disinggung dalam Debat Pilpres 2019 yang kedua pada Minggu (17/2/2019) lalu.

Pada Debat Pilpres 2019 putaran kedua, calon presiden nomo urut 01, Joko Widodo mengaku mengunjungi Tambaklorok hanya bersama sopirnya.
Dia ingin melihat langsung keadaan Kampung Tambaklorok yang saat ini sedang dalam pembangunan menjadi Kampung Bahari.

Baru-baru ini Tambaklorok juga ramai diperbincangkan setelah mendapat kunjungan beberapa pejabat negara, dari Anggota DPR RI Fadli Zon hingga Ketua Umum (Ketum) Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo.
Dari sudut pandang pakar politik Universitras Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono, langkah yang dilakukan oleh Jokowi yang menyebut Tambaklorok dalam Debat Capres beberapa waktu lalu, merupakan bentuk platform dari partai yang mengusungnya yaitu PDIP.

“Tambaklorok simbol dari wong cilik, nelayan, kemiskinan, jadi sebetulnya apa yang dilakukan Jokowi merupakan model atau alur pemikiran dari sebuah partai poltik PDIP memang seperti itu,” ujar Teguh.

Menurutnya, sisi strategis dari Tambaklorok sebenarnya tidak ada. Meski di sana terdapat beberapa proyek nasional seperti pembangunan Kampung Bahari. Namun karena sekelas presiden yaitu Jokowi yang terjun langsung ke tempat tersebut, maka nama Tambaklorok menjadi viral, baik itu di mata orang awam maupun politikus nasional yang lain.

“Sehingga itu menjadi komoditas politik karena selama ini orang tidak melirik Tambaklorok tiba-tiba menjadi viral seperti saat ini,” katanya.

Namun, meski saat ini nama Tambaklorok menjadi viral, ada hal lain yang menurutnya harus menjadi perhatian. Dikhawatirkan Tambaklorok hanya menjadi komoditas politik saja. Bukan sebagai bentuk langkah serius untuk membangun wilayah tersebut.

“Itu yang ditakutkan, kalau itu terjadi kasihan rakyatnya, hanya dijadikan sebagai komoditas politik saja,” katanya.

Beberapa warga Kampung Bahari Tambaklorok memang senang ketika nama kampungnya disebut-sebut banyak pejabat akhir-akhir ini.

Yuminto warga RT 10 RW 14 Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas mengaku sangat senang nama desanya kini dikenal secara luas. Dia berharap proyek Kampung Bahari yang sedang dikerjakan di kampungnya, memperoleh imbas positifnya sehingga cepat rampung.

Proses Lambat

Dia yakin nantinya Kampung Bahari Tambaklorok akan menjadi lebih bagus dengan proyek nasional tersebut. Namun harus tetap ada kontrol dari pemerintah, sebab kesadaran wargga dalam merawat dan menjaga masih kurang.

“Kalau tidak ada kontrol dari pemerintah, Tambaklorok tetap saja kumuh,” imbuhnya.

Lambannya proses pembangunan Kampung Bahari Tambaklorok memang kerap dikeluhkan masyarakat sekitar. Suyatmi, salah satu pedagang ikan di sekitar Tambaklorok mengatakan, proses pembangunan jalan yang tak kunjung selesai, menyulitkan pedagang dan calon pembeli yang akan menuju tempat pelelangan ikan (TPI) Tambaklorok. Apalagi proses pembangunan jalan dengan konstruksi beton sebagai salah satu akses pendukung Kampung Bahari Tambaklorok yang masih berlangsung, membuat akses jalan terputus.

“Pembangunan jalannya setengah-setengah, jadi malah membuat akses jalan terputus. Mobil tidak bisa masuk, dan motor pun kesulitan lewat karena harus melewati jalan setapak di permikiman warga,” katanya, belum lama ini.

Sebagai informasi, pembebasan lahan warga yang terkena dampak proyek pembangunan Kampung Bahari Tambaklorok masih belum selesai. Sejumlah bidang lahan milik warga belum terbebaskan. Sementara proyek terus berjalan, di antaranya pembetonan jalan untuk akses ke Kampung Bahari.

Beberapa pihak menilai jika progres pembangunan Kampung Bahari lambat. Padahal pembangunan di Tambaklorok tersebut dibiayai oleh APBN. Sebagai pengguna anggaran dan pemberi anggaran, dinas ataupun kementerian terkait seharusnya melakukan pengawasan terhadap proyek Kampung Bahari.(HS)

Arthur Bonai Resmi ke PSIS, Jafri Sastra Miliki Banyak Pilihan di Lini Tengah

Jelang Piala Presiden, PSIS Siapkan Satu Kali Uji Coba