HALO SEMARANG – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mewanti-wanti seluruh jajarannya, untuk benar-benar memperkuat pos pengamanan dan pelayanan, dalam Operasi Lilin menghadapi Nataru. Sigit juga meminta agar jajarannya mendorong masyarakat menggunakan aplikasi PeduliLindungi serta mengikuti vaksinasi Covid-19.
“Saya kira tadi sudah dilaporkan dan tentunya terkait dengan penegakan aturan prokes, memang betul-betul kita harapkan untuk dilaksanakan dengan baik,” kata Sigit, seperti disampaikan Humas.polri.go.id.
Lebih lanjut disampaikan, upaya sunguh-sungguh untuk mencegah Covid-19, perlu dimasifkan di daerah yang berpotensi tinggi terjadi interaksi atau aktivitas masyarakat. Bahkan khusus untuk Jawa Barat yang terkenal dengan lokasi wisata, Kapolri meminta agar penegakan protokol kesehatan dilaksanakan dengan sangat ketat.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyinggung adanya kelemahan dalam pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi di beberapa tempat. Dari hasil peninjauan diketahui, banner yang memampangkan QR Code aplikasi itu memang sudah terpasang. Namun begitu pengecekan terhadap masyarakat agar mengakses aplikasi itu masih lemah, karena tidak dijaga petugas.
Karena itu dia meminta agar di setiap tempat yang dipasang banner aplikasi PeduliLindungi betul-betul dijaga petugas. Dengan demikian indikator-indikator yang muncul, nantinya dapat termonitor.
Ketika didapati warga yang belum divaksin, petugas dapat mengarahkan ke gerai vaksin.
“Vaksin yang kurang dicek. Lalu petugas menanyakan kenapa belum divaksin kedua atau mungkin belum vaksin sama sekali, dan kemudian langsung diarahkan ke gerai vaksin. Bagi berwarna hitam, yang ada kontak erat atau terkonfirmasi positif, tentunya didorong ke isolasi karantina sementara, sebelum dibawa ke rumah sakit rujukan,” kata Sigit.
Masih dalam hasil pantauannya, Sigit masih menemukan lokasi isolasi sementara yang berdekatan dengan dengan pos pengamanan dan pos pelayanan. Yang di mana, itu menyebabkan adanya potensi terjadinya penularan Covid-19 di masyarakat.
“Ini tolong diatur dan diperbaiki. Sehingga kemudian yang diisolasi tentunya harus lebih aman dan tertutup. Sehingga tidak ada potensi terjadi kontak erat atau menular yang lain,” tutur Sigit.
Lebih dalam, Sigit menyampaikan dengan dibangunnya pos pengamanan dan pos pelayanan ini, semua pihak terkait harus bisa memanfaatkan momentum tersebut, sebagai ajang untuk melakukan akselerasi percepatan vaksinasi. Karena di dalamnya ada gerai vaksin yang disediakan bagi warga yang belum mendapatkan dosis pertama maupun kedua.
“Ini saatnya untuk rekan-rekan memanfaatkan itu, jadi aturan yang masuk hotel, aturan masuk Rest Area, kemudian masuk tempat yang memang diwajibkan melaksanakan prokes. Saran saya sebaiknya ada aturan untuk vaksin dua kali. Sehingga, begitu ketahuan mereka belum vaksin dua kali bisa langsung didorong ke gerai vaksin yang sudah ada di area-area yang sudah didirikan. Karena ini bagian dari strategi dalam situasi yang sulit. Namun rekan-rekan kemudian bisa manfaatkan peluang yang ada untuk bisa melaksanakan akselerasi vaksinasi,” kata Sigit.
Menurut Sigit, akselerasi percepatan vaksinasi juga untuk mencapai target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar 70 persen di akhir tahun ini. Hal itu juga sebagai antisipasi menghadapi masuknya varian baru Covid-19 yakni, Omicron.
Tak hanya itu, vaksinasi demi mewujudkan kekebalan komunal tersebut juga upaya untuk mencegah terjadinya lonjakan Covid-19 pasca-Nataru.
“Bapak Presiden tentunya mengharapkan bahwa kita semua bisa menjaga dan mengawal akhir tahun dan memasuki tahun baru dalam kondisi angka Covid-19 yang ada saat ini betul-betul bisa stabil,” ujar Sigit.
Oleh karenanya, Sigit menegaskan, TNI, Polri, Pemda, dan elemen masyarakat lainnya untuk terus bersinergi dan bergandengan tangan dalam mempertahankan laju Covid-19 yang sudah baik saat ini.
”Mohon terus kompak sinergi TNI- Polri, Pemda serta rekan-rekan yang laksanakan tugas di pos pengamanan dan pos pelayanan. Sehingga apa yang menjadi harapan Lak Presiden bisa kita laksanakan secara optimal,” tutup Sigit.
Berbagai arahan Kapolri tersebut, disampaikan ketika bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, meninjau Pos Terpadu Cikopo di Ruas Tol Cipularang.
Dalam tinjauannya kali ini, Sigit mengungkapkan bahwa ada perbedaan yang akan dihadapi dalam periode Nataru di tengah Pandemi Covid-19 saat ini dibandingkan sebelumnya.
Untuk tahun ini, kata Sigit, masyarakat diberikan kelonggaran dalam beraktivitas yang di mana berpotensi menyebabkan kemacetan di beberapa titik. Sementara, di sisi lain, laju pertumbuhan Covid-19 diharapkan tidak mengalami peningkatan ketika Nataru maupun setelah periode tersebut.
“Di sisi lain Covid-19 itu masih ada. Rekan-rekan mau tidak mau harus menghadapi dua masalah tersebut. Di satu sisi diberikan kelonggaran, di sisi lain tempat atau area tertentu, kita harus betul-betul mampu melaksanakan penegakan protokol kesehatan secara kuat. Dua hal itu harus dilaksanakan. Sehingga di satu sisi ekonomi bisa tumbuh namun di sisi lain, laju pengendalian Covid-19, betul-betul bisa kita pertahankan sampai dengan setelah Nataru nanti angkanya tetap stabil,” kata Sigit.
Belajar dari pengalaman, Sigit menekankan untuk periode libur Nataru tahun ini, sangat diharapkan untuk tidak terjadi lonjakan angka Covid-19 yang signifikan. Oleh karenanya, Sigit meminta kepada TNI-Polri, Pemda, dan seluruh elemen masyarakat, untuk tidak abai atau lengah dalam hal penanganan dan pengendalian Covid-19.
“Pengalaman setelah Nataru ada kenaikan dua setengah kali lipat. Harapan kita jangan sampai pasca-Nataru, angka tersebut mengalami kejadian yang sama seperti tahun yang lalu. Ini tentunya harus kita hadapi. Tentunya kalau kita lengah, kalau kita anggap ini seperti hal yang biasa maka yang tadinya stabil selama 150 hari ini, akan ada risiko,” ujar mantan Kapolda Banten ini. (HS-08)