
HALO SEMARANG – Tim pelatih PSIS saat ini masih menunggu kepastian dari manajemen, terkait rencana latihan jelang Kompetisi Liga 1 2020.
Hal itu disampaikan asisten pelatih PSIS, Imran Nahumarury setelah tim pelatih, pelatih kepala Dragan Djukanovic dan dua asistennya Imran Nahumarury serta Zarko Curcic mengadakan pertemuan informal pada Kamis (6/8/2020) malam.
Di sisi lain, manajemen PSIS sementara ini juga masih menunggu keputusan dalam manager meeting klub, PSSI, dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) di Jakarta, Jumat (7/8/2020) ini.
“Dari kemarin-kemarin kami sebetulnya sudah ada rencana latihan, cuma kami masih menunggu keputusan dari manajemen. Dan manajemen juga masih menunggu hasil manager meeting klub, PSSI, dan PT LIB,” jelas Imran, Jumat (7/8/2020).
“Kalau manajemen sudah memutuskan jadwal latihan, baru kami buat schedule dan segala macamnya. Kami tidak bisa buat program kalau belum ada kepastian dari manajemen,” imbuh mantan pemain Persija Jakarta ini.
Dalam pertemuan dengan Dragan beserta Zarko, Imran menjelaskan, pada intinya tim pelatih tak bisa membuat program latihan jika belum ada titik terang soal kelanjutan kompetisi.
“Kami tidak bisa berandai-andai, tidak bisa membuat planing kalau belum ada kejelasan. Manajemen juga muaranya dari PSSI. Jadi mereka juga menunggu bagaimana keputusan dari PSSI,” katanya.
Yang pasti, Imran mengatakan, tim pelatih menginginkan kompetisi bisa berjalan kembali, apapun situasinya.
Dalam surat edaran PT LIB beberapa waktu lalu disebutkan, jika kompetisi Liga 1 2020 akan kembali dilanjutkan pada 1 Oktober mendatang. Namun untuk pelaksanaannya, perlu mempertimbangkan terkait kondisi di masa pandemi Covid-19 saat ini.
“Kita juga tidak bisa mengabaikan kesehatan manusianya,” kata Imran.
Menurut pria berusia 41 tahun tersebut, dari aspek pelatih, harapannya adalah kompetisi berjalan. Namun demikian, rencana kelanjutan kompetisi Liga 1 memunculkan sejumlah aturan-aturan.
Satu di antaranya adalah renegosiasi kontrak pemain dan ofisial tim yang sesuai ketetapan dari PSSI, adalah maksimal 50 persen pembayarannya dari nilai kontrak awal.
“Kami berharap kompetisi segera jalan, yang kedua kontrak segala macam itu kita kembalikan ke manajemen. Intinya, kompetisi sudah jalan saja sudah senang banget. Tapi lagi-lagi masa pandemi ini kita tidak bisa abaikan kesehatan. Jadi menurut saya yang terbaiklah. Jangan merugikan klub, jangan merugikan manajemen, pelatih, pemain. Intinya kita cari solusi,” tegasnya.(HS)