in

SMP 16 Semarang Masih Jadi Kendala Pembangunan Tol Semarang-Batang

Bangunan SMP 16 Semarang

 

HALO SEMARANG – Hampir dua tahun proses pemindahan SMP 16 Semarang yang terkena dampak pembangunan tol Semarang-Batang hingga kini belum rampung. Proses appraisal harga pengganti saat ini juga masih berjalan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengatakan, ada empat lahan yang sudah diproses oleh Pemkot Semarang sebagai lahan pengganti. Empat lahan tersebut di antaranya yang berada di eksbengkok Kelurahan Wates Kecamatan, dan tiga lahan di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan.

“Nanti terserah dari Pak Wali Kota dan Pak Sekda mana yang lebih bagus untuk SMPN 16. Ini dalam proses mudah-mudahan bisa cepat,” ujar Gunawan, Selasa (15/1).

Seperti diketahui, hampir separuh lahan milik SMP 16 Semarang terkena dampak pembangunan tol Semarang-Batang.

Tentunya kondisi tersebut juga sempat mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Adapun luas lahan keseluruhan milik SMPN 16 semarang yaitu lebih dari 1 hektare. “Kena separuh lahanya,” tuturnya.

Meski masih menyisakan lahan separuh, lanjutnya, tetap tidak bisa digunakan untuk pembangunan sekolah tersebut. Pemindahan atau relokasi tetap harus dilakukan. “Tetapi tidak mungkin lahan sisanya dimanfaatkan untuk SMP. Sehingga mau tidak mau kami harus mencari lahan lain,” ujarnya.

Dikatakan, proses appraisal lahan relokasi masih membutuhkan waktu. Meski sudah berjalan, namun dia tidak menginginkan proses relokasi sama dengan yang terjadi pada saat proses relokasi SD Tambak Aji dan SD Ngaliyan.
Di mana gedung-gedung di lahan lama dihancurkan terlebih dulu. Sehingga pihak sekolah harus mencari gedung sementara untuk mengungsi. Sembari menunggu gedung di lahan baru terbangun.

“Itu kasihan siswanya, kalau SMP kita mau menyewa di mana? Kami berharap untuk proses tanah pengganti SMP 16 Semarang ini cepat selesai,” katanya.

Menurutnya, proses relokasi sekolah, harus dipersiapkan dulu gedung di lahan yang baru.
Hal itu supaya tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. “Ini sebenarnya ada lagi yang mengajukan. Namun memang yang sudah kami proses empat tersebut,” tuturnya.

Dijelaskan Gunawan, pada awalnya dia mengira jika semua lahan SMPN 16 Semarang akan terkena dampak pembangunan tol Semarang-Batang.

Seiring berjalannya waktu, ternyata hanya separuh lahan yang terkena dampak. Meski hanya separuh, pihak Dinas Pendidikan Kota Semarang tetap meminta supaya lahan penggantinya tetap penuh.

Lahan sisa dari tempat lama tidak memungkinkan apabila dipaksakan untuk dibangun sekolah. Selain luasan lahan yang sangat minim, posisi yang berdekatan dengan tol juga kurang representatif untuk kegiatan belajar mengajar.

“Karena bising tempatnya juga tidak representatif untuk kegiatan belajar mengajar. Sehingga mau tidak mau harus mencari tanah pengganti lahan yang terkena dampak tol,” katanya. Adapun proses selanjutnya, setelah appraisal tersebut selesai, masterplan pembangunan sekolah di lokasi baru akan dilaksanakan.

Dia berharap proses pembangunan dapat dimulai pada 2019 ini. Dikarenakan proses relokasi SMPN 16 Semarang memang sudah terlalu lama. Hampir memakan waktu hingga 2 tahun lebih.

Terpisah, Direktur Pengadaan Lahan PT Jasamarga Semarang-Batang (JSB), Hadi Susanto mengatakan, pihaknya masih menunggu proses appraisal trersebut selesai.

“Kami masih menunggu, baru setelah proses appraisal selesai baru dibangun,” ujar Hadi.

Adapun prosedur relokasi SMP 16 Semarang menurut Undang-Undang nomer 2/2017, pengadaan tanah kewenangannya ada di PPK lahan dan BPN. Setelah tanah sudah tersedia, proses pembangunan baru bisa dilaksanakan.(Halo Semarang)

Hindari Harga Anjlok, Petani Dituntut Berinovasi dan Melek Teknologi

Warga Tuntut Dibuatkan Jalan Keluar Masuk Tol Semarang-Batang