HALO SEMARANG – Beberapa warga Kecamatan Ngaliyan dan sekitar menuntut pemerintah untuk dibuatkan jalur keluar masuk tol Semarang-Batang. Hal itu karena jika tak ada jalur menuju tol, akan menyusahkan mereka jika hendak bepergian menggunakan akses tol. “Di wilayah barat, khususnya Ngaliyan perlu ada jalur keluar masuk tol. Apalagi Ngaliyan menjadi daerah yang banyak dilalui jalur tol,” kata Ardian, warga Ngaliyan, Kamis (17/1).
Menurutnya, idealnya jalur keluar masuk tol dibangun di jembatan Ngaliyan, tepatnya di sekitar SMP 16 Semarang. Warga Ngaliyan, Mijen, dan sekitar akan kesulitan jika jalan keluar masuk tol hanya ada di Krapyak. Apalagi jalur lalu lintas di sekitar Jrakah dan Krapyak kerap padat.
“Untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas di Krapyak dan Jrakah, di wilayah Semarang bagian barat perlu ada tambahan jalur keluar masuk tol, idealnya ya di Ngaliyan,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Wisnu Purnomo, warga BSB, Ngaliyan. Kebutuhan jalur keluar masuk tol Semarang-Batang di wilayah Ngaliyan sangat mendesak. Karena itu akan memudahkan warga sekitar Ngaliyan, seperti Mijen dan Gunungpati untuk mengakses tol.
“Jika harus memutar ke Krapyak tentu jaraknya lebih jauh dan akan menambah kepadatan arus lalu lintas di sana. Pemerintah kota harus mengajukan kebutuhan ini ke pemerintah pusat, khususnya yang menangani masalah tol,” tegasnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti tuntutan warga dengan mengajukan permohonan ke pemerintah pusat. Sebenarnya, kata dia, DPU Kota Semarang juga telah mengajukan surat permohonan penambahan akses keluar masuk tol Semarang-Batang kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJL) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR). Namun hingga kini surat tersebut belum ada tanggapan.
“Kalalu memang mendesak bagi warga, kami akan mengajukan surat permohonan lagi. Karena dari kajian-kajian yang kami lakukan, memang butuh ada penambahan akses keluar masuk tol Semarang-Batang ini, yang ada di wilayah Semarang bagian barat,” paparnya.
Sementara pembangunan tol Semarang-Batang sampai saat ini juga masih terkendala soal pembebasan lahan. Hampir dua tahun proses pemindahan SMP 16 Semarang di Kecamatan Ngaliyan yang terkena dampak pembangunan tol Semarang-Batang, hingga kini belum rampung. Proses appraisal harga pengganti saat ini juga masih berjalan.
Direktur Pengadaan Lahan PT Jasamarga Semarang-Batang (JSB), Hadi Susanto mengatakan, pihaknya masih menunggu proses appraisal tersebut selesai.
“Kami masih menunggu, baru setelah proses appraisal selesai baru dibangun,” ujar Hadi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengatakan, ada empat lahan yang sudah diproses oleh Pemkot Semarang sebagai lahan pengganti. Empat lahan tersebut di antaranya yang berada di eksbengkok Kelurahan Wates Kecamatan, dan tiga lahan di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan. Seperti diketahui, hampir separuh lahan milik SMP 16 Semarang terkena dampak pembangunan tol Semarang-Batang.(Halo Semarang)