in

Sambut New Normal, Artotel Group Terapkan New Lifestyle

Petugas keamanan Hotel Artotel Semarang memeriksa suhu badan tamu yang akan menginap.

 

HALO BISNIS – Akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020, masyarakat dituntut melakukan adaptasi pola hidupnya dengan gaya hidup baru.

Tak hanya manusia, beberapa perusahaan dan usaha jasa khususnya yang bergerak di kepariwisataan dan jasa transportasi juga dituntut untuk bisa menerapkan standar operasional prosedur (SOP) kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.

Maka untuk menyambut masa “new normal”, Artotel Group meluncurkan prosedur dan protokol kesehatan yang diterapkan dengan nama “New Lifestyle” di tiap hotel yang dikelola.

Program ini sebagai komitmen Artotel Group untuk menjamin keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan para stakeholdernya (tamu, karyawan, dan klien/vendor) selama berada di hotel.

New Lifestyle ini merupakan penerapan prosedur dan protokol kesehatan sesuai dengan arahan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan juga pemerintah daerah setempat, di mana lokasi hotel berada.

“Program New Lifestyle dari Artotel Group menitik beratkan pada tiga tagline utama, yaitu re-new, re-fresh, dan re-start, yang berlaku di semua properti yang dikelola oleh Artotel Group,” kata Erastus Radjimin, CEO Artotel Group seperti dalam rilis yang diterima halosemarang.id, Selasa (4/8/2020).

Re-new merupakan komitmen pihaknya untuk meningkatkan standard higienitas dan protokol kebersihan semua properti.

Para karyawan akan mendapatkan penyuluhan dan sertifikasi
higienitas, yang wajib diterapkan dalam menjalankan tugasnya.

Re-news juga mencakup penerapan
standar baru untuk kamar yang sudah dibersihkan, di mana kamar tamu terkunci dengan baik dan tidak dapat diakses kembali sejak dibersihkan dan di-sanitasi dengan baik.

Sehingga para tamu yakin bahwa kamar mereka telah dibersihkan dan disemprot cairan disinfektan dengan seksama.

Sedangkan re-fresh merupakan upaya manajemen hotel untuk meningkatkan frekuensi pembersihan dengan disinfektan di area yang padat dengan lalu lintas orang, termasuk lobi, restoran, ruang pertemuan, area rekreasi, toilet umum, lift, dan area karyawan.

Para karyawan juga diwajibkan untuk meningkatkan cara membersihkan kamar tamu, termasuk aksesori yang berada di dalam kamar, seperti televisi, perangkat remote control, meja, gagang pintu, lampu, meja, telepon, keypad, toilet, keran dan wastafel, bak dan pancuran.

“Re-start merupakan upaya kami untuk terus mengingatkan para tamu agar mempraktikkan standard kesehatan di era baru, seperti wajib mengenakan masker selama berada di area publik, menjaga jarak minimal 1 meter dengan pengunjung lain, dan jarak antarmeja di restoran. Tiap properti akan menyediakan hand sanitizer di area publik dan memberikan ruang untuk mengantre saat check-in,” katanya.

Semua staf Artotel Group juga telah diinstruksikan untuk mencuci tangan, atau menggunakan gel pembersih tangan setiap 20 menit setelah melakukan kegiatan-kegiatan yang menyentuh fasilitas publik.

Erastus Radjimin, CEO Artotel Group menambahkan, New Lifestyle merupakan cara untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu, terutama memberikan rasa aman dan nyaman selama berada di properti Artotel Group pada masa yang
sulit saat ini.

“Dengan tagline re-new, re-fresh, dan re-start, kami ingin memulai kembali semua aktivitas perhotelan yang penuh dengan kreatifitas seperti sedia kala. Namun dengan gaya hidup baru, yaitu dengan memperhatikan prosedur protokol kesehatan dan kebersihan yang lebih intensif dan jauh lebih baik,” tandasnya.

Lia Retno Sumiar Hardini, General Manager Artotel Gajahmada Semarang menyambut baik tagline ini.

“Kami sudah siap untuk menyambut dan membuka tangan lagi kepada tamu-tamu kami yang sempat menunda perjalanan dikarenakan pandemi. Kami
yakinkan kembali dengan New Lifestyle ini, tamu tidak perlu khawatir terhadap standard dan protokol kesehatan yang telah kami terapkan,” tandasnya.(HS)

Setelah Dibina Selama Enam Bulan, Enam WPS Asal Semarang Diantarkan Pulang ke Keluarganya

Perpustakaan Kendal Masih Kekurangan Buku