HALO KENDAL – Ratusan atlet sepak bola muda dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti seleksi beasiswa ASTI Academy 2025 tahap II yang digelar di Stadion Kebondalem Kendal, Minggu (26/1/2025).
Para calon pesepak bola ini datang dari berbagai penjuru Indonesia, seperti Sorong, Timika, Ternate, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Tenggara, Sumatera, Medan, Palembang, Lampung, Jambi, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta hingga Kalimantan.
Dalam ajang ini, ASTI Akademi menghadirkan seorang pelatih dari negara Pantai Gading untuk seleksi peserta yang layak mendapatkan beasiswa.
Tim pelatih bertugas menilai bakat dan kemampuan peserta yang meliputi, kemampuan dasar, skill, dan mental.
CEO ASTI, Arief Budiyanto mengatakan, sebelum menggelar seleksi di Kendal, pihaknya telah menggelar ajang yang sama pada 29 Desember 2024 lalu di Stadion Citarum Semarang.
“Seleksi yang sekarang adalah tahap dua dan tadi terdata ada sekitar 190 an peserta yang mengikuti seleksi beasiswa ini,” ujarnya.
Arief menyebut, para peserta seleksi yang mengikuti ajang ini adalah kelahiran 2008 hingga 2013. Terkait berapa jumlah kuota dalam seleksi beasiswa, ia menyampaikan, hal itu tergantung pada hasil penilaian dari tim pelatih.
Peserta yang dinyatakan lolos nantinya akan ditempatkan diberbagai cabang, seperti ASTI Kudus, ASTI Kendal, ASTI Tegal, dan ASTI Yogyakarta.
“Siswa ASTI diajarkan sistem pendidikan berasrama dengan tingkat disiplin yang ketat. Tidak hanya dalam hal sepak bola, juga disiplin ibadah, mengaji dan sekolah formal,” kata Arief.
Semua itu, lanjutnya, bertujuan supaya anak didik ASTI tetap di jalur yang benar dan bisa menggapai target yang dicita-citakan.
Setelah proses seleksi berlangsung, peserta bakal diklasifikasikan menjadi dua kategori, yakni peserta yang lolos dan peserta tidak lolos.
“Peserta yang lolos juga diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, mulai dari A plus atau penilaian 100 persen, A untuk penilain 50 persen, B dengan nilai 25 persen, dan C atau kemampuan 10 persen bagi peserta mandiri,” beber Arief.
Nantinya, beasiswa ASTI Academy berlangsung selama satu tahun diberikan berdasarkan klasifikasi penilaian.
“Misalnya, peserta berhasil masuk kategori 100 persen, nantinya berhak mendapatkan beasiswa full 100 persen selama satu tahun ke depan di ASTI. Berlaku juga bagi peserta yang lolos dengan penilaian 50 persen juga mendapatkan beasiswa sebesar 50 persen,” jelas Arief.
Pelatih asal Pantai Gading, Sidibe Musa mengatakan, dalam seleksi kali ini dirinya melihat banyak pemain muda potensial.
“Mereka memiliki skil yang bagus. Tadi kita coba untuk long pass dan speed mereka bagus. Kiper juga bagus,” ujarnya.
Sementara itu, Satria Bagas Pratama, salah seorang peserta dari Semarang mengaku sengaja mengikuti seleksi beasiswa ASTI agar bisa menjadi pemain Timnas Indonesia.
“Saya datang berempat dengan teman-teman dan ini menjadi seleksi pertama yang saya ikuti,” ungkapnya.
Satria juga mengaku, sejumlah materi yang harus dikerjakan dalam seleksi ini tak ada yang sulit. Hal itu disebabkan karena dirinya sebelumnya sudah bergabung di klub sepak bola Terang Bangsa Semarang.
“Dan bermain sepak bola sudah menjadi kegiatan yang rutin saya lakukan. Jadi saya bisa sampai 4-5 kali main bola dalam tiap minnggunya,” ungkapnya.(HS)