HALO REMBANG – Bupati Rembang, H Abdul Hafidz, meminta kepada petani untuk bersabar terkait kelangkaan pupuk bersubsidi. Hal itu disampaikan dalam kunjungannya di Balai Desa Ringin, Kecamatan Pamotan, baru-baru ini.
Bupati mengatakan kelangkaan pupuk bersubsidi akibat jumlahnya berkurang, tetapi kebutuhan melebihi daripada jumlah pupuk.
Subsidi pupuk secara nasional dikurangi. Dana subsidi pupuk, di-refocusing untuk pemberian Jaminan Pengaman Sosial (JPS) penanganan dan pencegahan Covid-19. Namun saat ini pupuk sudah ada, hanya terkendala distribusi.
“Sebenarnya pupuk sudah ada. Hanya distribusinya yang jadi kendala. Distribusi dari distributor ke warung. Warung ke calon penerima. Ini masih belum sempurna,” kata dia, dalam campuran bahasa Indonesia dan Jawa.
Bupati berharap dengan adanya kelangkaan pupuk sebagai imbas dari JPS Covid-19, maka uang hasil dari JPS itu digunakan untuk membeli pupuk non subsidi. Sehingga kebutuhan pupuk bisa terpenuhi.
Bupati meminta apabila menemui kendala dalam pendistribusian pupuk, supaya menghubungi Kelompok Tani untuk mengajukan pupuk sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), sehingga kelompok tani bisa disampaikan ke Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang nantinya disampaikan ke Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang.
“Saya minta tolong tidak usah ramai soal pupuk. Hampir setiap hari disodori laporan susahnya mendapat pupuk. Kadang-kadang 1 kartu dapat 40 kilo atau 60 kilo. Lha itu susah semua. Ya to. Karena itu kelompoknya saja yang nanti akan menyelesaikan,” kata dia, seperti dirilis Rembangkab.go.id.
Berdasarkan data di Dintanpan Kabupaten Rembang, kebutuhan pupuk bersubsidi untuk petani Rembang sepanjang 2021, diperkirakan mencapai 121.190,347 ton. Adapun alokasi pupuk bersubsidi untuk petani Rembang tahun ini hanya 62.117 ton.
Berdasarkan e-RDKK pupuk subsidi tahun 2021 yang telah disusun dan disahkan, tahun 2021 jumlah petani di Kabupaten Rembang mencapai 87.391 orang. Sedangkan luas tanam sekitar 154.467 hektare. (HS-08)