in

Produksi Tembakau Kecamatan Selo Boyolali Turun 0,8 Persen

 

HALO BOYOLALI – Produksi tembakau dari Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, tahun ini turun sekitar 0,8 persen dibandingkan tahun lalu. Penurunan itu antara akibat pengaruh cuaca.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto, di sela-sela tradisi tahunan Tungguk Tembakau, yang digelar masyarakat Desa Senden, Kecamatan Selo, Kamis (4/8/2022).

Bambang Jiyanto mengatakan, di Kecamatan Selo, terdapat 7.600 petani tembakau, dengan lahan perkebunan seluas 1.600 hektare.

Pada 2021 lalu luas tanam untuk tembakau asepan 253 hektare dan rajangan 4.445 hektare, dengan produksi tembakau kering sekitar 1 ton per hektare.

“Untuk tahun 2022, luas tanam asepan 68,6 hektare dan luas tanam untuk tembakau rajangan 3.078 hektare. Dibandingkan tahun lalu, kita menurun 0,8 persen, karena curah hujan yang cukup tinggi dan penurunan minat petani karena melihat kondisi alam,” kata Bambang, seperti dirilis boyolali.go.id.

Sementara itu dalam tradisi tahunan Tungguk Tembakau, masyarakat Desa Senden, Kecamatan Selo, Kamis (4/8/2022) berkumpul dan meramaikan jalur pedesaan, yang kanan kirinya ditumbuhi oleh tanaman tembakau.

Dengan memakai pakaian tradisional, masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merbabu ini, terlihat gembira untuk mengikuti dan menyaksikan ritual petik daun tembakau.

Mereka melakukan tradisi tahunan Tungguk Tembakau, sebagai tanda syukur atas hasil panen tembakau tahun ini.

Tradisi ini diawali dengan kirab budaya, yang membawa hasil bumi dan gunungan tembakau yang diiiringi sejumlah kesenian tradisional berkeliling di sepanjang jalan desa.

Tungguk tembakau merupakan tradisi yang digelar saat mengawali panen tembakau. Tungguk diartikan memetik. Ritual ini sebagai wujud syukur para petani sebelum memulai panen tembakau secara turun temurun oleh petani di lereng Gunung Merbabu wilayah Kabupaten Boyolali.

Agenda tahunan ini dimaknai sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta.

Bupati Boyolali, M Said Hidayat yang hadir tradisi tersebut, mengajak warga untuk melestarikan tradisi ini.

“Sehingga ke depan ini tetap harus kita jaga dan kita laksanakan kelestarian budaya lokal kita. Ini semua pentingnya untuk bersama-sama memanjatkan doa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa agar para petani petani kita ini tetap terjaga kesehatannya, para petani petani kita ini akan mampu merasakan hasil panen yang baik ke depan,” ungkap Bupati Said.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Said juga meresmikan Bangsal Pascapanen dan Pengolahan Komoditas Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia di Desa Senden, Kecamatan Selo. (HS-08)

Wabup Ajak Calon Duta Wisata Tahun 2022 Cegah Pemuda Salahgunakan Narkoba

Kloter Terakhir Tinggalkan Makkah, Operasional Haji Terfokus di Madinah