SEMARANG – Paskabanjir, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono menegaskan, pihaknya sudah membentuk posko di titik-titik genangan. Tenaga medis juga disiapkan agar para korban banjir terhindar dari penyakit yang membahayakan. “Saat ini paling banyak memang keluhan penyakit kulit. Tapi kami juga mengantisipasi sebaran penyakit leptospirosis dan lainnya,” katanya, Senin (10/12).
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Semarang didorong untuk menambah jumlah posko kesehatan dalam upaya penanganan korban paskabanjir luapan sungai Banjir Kanal Timur. Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pihaknya akan menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk membangun posko di tingkat RW.
“Banyak warga korban banjir yang mulai mengeluhkan soal penyakit kulit. Khususnya di wilayah genangan seperti di Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari dan Trimulyo, Kecamatan Genuk. Maka harus ada pendampingan kesehatan, selain juga pasokan air bersih,” katanya, Senin (10/12).
Salah satu warga Sawah Besar, Agus Supriyadi (36) menuturkan, banjir datang secara mendadak akibat meluapnya Sungai Banjir Kanal Timur, Minggu (9/12). Disinyalir tumpukan sampah di bawah Jembatan Kaligawe Semarang yang mengakibatkan air sungai tidak dapat mengalir hingga meluap menerjang permukiman penduduk.
Warga pun tidak menduga permukiman mereka akan dilanda musibah itu lantaran pada Jumat (7/12) juga tidak ada banjir. “Cepat sekali kejadiannya. Kami tidak sempat menyelamatkan barang-barang penting,” katanya.
Dikatakannya, selain karena sampah, banjir juga disebabkan kiriman debit air dari hulu sungai di wilayah Kabupaten Semarang. “Ini banjir kiriman, tahu-tahu air meluap seperti ini, padahal kemarin aman-aman aja, enggak ada banjir,”katanya.
Warga terdampak banjir, Imam Solikhin (53), mengaku, rumahnya terendam dengan ketinggian air mencapai 70 sentimeter atau setinggi perut orang dewasa.
”Air masuk disertai lumpur setinggi 20 sentimeter. Terpaksa harus dibersihkan dengan sekop. Kami juga terbantu dengan adanya mobil penyemprotan yang berasal dari Damkar, BPBD, dan pihak terkait lainnya. Lumpur bisa dibersihkan walaupun belum secara keseluruhan. Setidaknya lumpur sudah tidak lagi menumpuk,” terang warga Karang Kimpul Selatan RT 3 RW 1 tersebut.(HS)