in

Ita Temukan Kasur Mengambang di Banjir Kanal Timur

Truk yang terjebak banjir di Jalan Kaligawe, Semarang belum lama ini.

SEMARANG – Sampah menjadi salah satu persoalan penanganan banjir di Kota Semarang. Meluapnya sungai Banjir Kanal Timur (BKT) sejak Sabtu (8/12) lalu di wilayah Kelurahan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari salah satunya disebabkan karena banyaknya sampah yang menyumbat di bawah jembatan. Bahkan saat Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti melakukan tinjauan ke lokasi banjir, Senin (10/12) dirinya mendapati setidaknya ada dua truk sampah yang harus diangkat petugas Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Semarang.

“Tumpukan sampahnya kayak isi supermarket. Ada kasur yang mengambang di sungai, ada bekas sofa, ada baju dan celana, dan kayu-kayu. Kami sangat menyayangkan karena masih banyak warga yang membuang sampah di sungai,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Semarang, Iswar Aminuddin menuturkan, meluapnya Sungai Banjir Kanal Timur akibat sedimentasi sungai yang tinggi sehingga tidak mampu menahan debit banjir. Akhir tahun ini, Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana baru akan menormalisasi sungai. Namun sebelum proyek normalisasi selesai, banjir sudah melanda kawasan setempat.

Banjir di Kaligawe mulai surut menjelang Sabtu siang. Dinas Pekerjaan Umum Semarang kemudian mendatangkan alat berat untuk menambal sementara tanggul Sungai Banjir Kanal Timur dan mengeruk tumpukan sampah yang menghadang arus air.

“Kami telah evaluasi banjir di kawasan Kaligawe beberapa waktu lalu karena sumbatan dari sampah yang sangat banyak,” ujarnya.

Dia mengatakan, ada sedikitnya empat truk dikerahkan untuk mengambil tumpukan sampah yang menyumbat di saluran air kawasan Kaligawe.

“Ternyata, salah satu kendalanya adalah banyaknya sampah yang menyumbat saluran air. Kami kerahkan sedikitnya empat truk untuk mengambil tumpukan sampah di saluran-saluran air,” imbuhnya.

Dari tumpukan sampah itu, kata dia, ternyata kebanyakan berupa limbah pasar dan rumah tangga, seperti sayur mayur, papan, dan sebagainya yang memenuhi aliran sungai.

Ia berharap agar masyarakat ikut menanggulangi banjir dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, tidak membuang sampah sembarangan apalagi ke saluran air atau sungai. “Banyak keluhan terkait banyaknya sampah yang menyumbat saluran air dan sungai. Ini kan kaitannya dengan kesadaran masyarakat, sebab ketika hujan deras bisa menyebabkan banjir,” tutupnya.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyatakan, permasalahan sampah ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Khususnya dari masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Selain itu, solusi untuk menaikkan Jembatan Kaligawe agar aliran air berjalan lancar tampaknya belum bisa terealisasi.

”Kami berharap ada dukungan dan kesadaran dari masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Khususnya yang mengarah ke Banjir Kanal Timur. Adapun untuk Jembatan Kaligawe sebelah utara, saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Secara teknik, diperkirakan selesai lebaran nanti,” ujar dia.

Ganjar menambahkan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana dan Kementerian PU telah memiliki rencana untuk mengatasi permasalahan sampah agar tidak menyumbat di bawah jembatan. Titik-titik wilayah pembuangan sampah nantinya juga akan dipetakan agar bisa dicegah. Permasalahan ini, sebut Ganjar, ternyata juga dipengaruhi adanya rob dan bukan hanya karena banjir.

”Perlu antisipasi agar sampah tidak menumpuk dengan mencegahnya di titik-titik yang diperkirakan banyak terjadi pembuangan sampah secara sembarangan,” papar dia.(HS)

Video : Puluhan PKL Kokrosono direlokasi ke Pasar Tanah Mas

Pascabanjir, Penyakit Leptospirosis Diwaspadai