
SEMARANG – Tak mau salah langkah, itulah prinsip seorang pengusaha muda sukses asal Kota Lumpia, Nova Widjoyo. Hanya bermodalkan semangat, saat masih berusia 33 tahun, pada tahun 2007 dirinya berhasil mengembangkan bisnis keluarganya di bidang minyak dan gas (migas). Padahal kala itu, perusahaan keluarganya PT Dharma Sentanaputra yang berlokasi di Kawasan Industri Terboyo, Kota Semarang, nyaris bangkrut. Setelah diakuisisi olehnya, perusahaan tersebut mulai berkembang dan hingga sekarang sudah memiliki 40an karyawan.
Bukan hal mudah bagi Nova Widjoyo bisa meneruskan dan mengembangkan sebuah perusahaan keluarga itu. Dia pun sempat mengakui bahwa jatuh bangun dalam menjalankan sebuah usaha adalah hal yang wajar, apalagi saat itu Nova yang masih terbilang muda dan belum tahu betul seluk beluk dunia bisnis yang dia jalani.
“Saya dulu sangat bandel, tidak pernah memiliki angan-angan untuk menjadi seorang pengusaha seperti ayah saya. Bahkan bisa dibilang saya itu anak yang membuat orang tua khawatir karena bandel,” kata pria kelahiran Jakarta, 1 November 1974 yang kini tinggal di Semarang ini.
Namun di usia 30an tahun, dia mulai tertarik di dunia bisnis dan mulai belajar berbisnis dengan memanfaatkan jaringan yang dia punya.
“Pengalaman hidup sebagai anak bandel ternyata ada manfaatnya, bukan berarti saya mengajarkan untuk menjadi anak nakal ya. Namun dari situ saya bisa membentuk sebuah jaringan untuk memulai bisnis awal saya. Karena itu saya selalu bilang pada diri saya sendiri untuk tetap berada di jalan yang benar. Jangan salah langkah dalam menjalankan usaha entah bagaimanapun kondisi kita,” ungkapnya.
Kisah kesuksesan pria yang biasa disapa Nova ini sebenarnya tak semulus yang dibayangkan. Sebelumnya dia sempat jatuh bangun dalam membangun jaringan bisnis.
Sebelum masuk dan mengakuisisi bisnis keluarganya, Nova sebelumnya pernah mencoba merintis usaha pertamanya yang bergerak di bidang percetakan. Dengan mengandalkan jaringan yang dia miliki, Nova mulai menjalankan percetakan yang dia rintis sendiri.
“Saya mencoba membangun usaha itu, memperkanalkan ke semua orang yang saya kenal. Namun lagi-lagi tidak ada yang mudah, bisnis itu kandas. Saya juga sempat membuat bisnis di bidang lain, jasa penyemprotan pestisida, dan itu juga tidak bertahan lama,” ungkapnya.
Usaha demi usaha dilakukan oleh Nova Widjoyo, hingga pada akhirnya dia mulai tertarik untuk terjun di usaha industri minyak dan gas seperti yang sudah ditekuni orang tuanya.
“Itu juga tidak sengaja, di mana saat itu saya hanya melihat bagaimana almarhum ayah saya berkecimpung di bisnis migas. Dari situ saya mulai diberikan kepercayaan mempelajari bagaimana operasional sebuah perusahaan di tahun 2003,” ungkapnya.
Sempat mengalami keterpurukan di tahun 2007, karena regulasi dari Pemerintah Pusat, bahwa semua perusahaan yang bergerak di bidang migas pada saat itu diwajibkan untuk mengubah skema perusahaan menjadi keagenan (penyalur).
“Jadi tahun 2007 kami sempat drop, regulasi dari pemerintah itu membuat banyak perusahaan yang berkecimpung di dunia migas tidak siap dan gulung tikar,” ungkapnya.
Namun, regulasi itu justru dimanfaatkan oleh Nova yang saat itu harus mengambil alih managmen untuk membuat perusahaanya kembali berkembang. Dengan mengandalkan peninggalan modal perusahaan yang saat itu sangatlah minim, Nova berhasil melewati masa sulit itu dengan mulus.
“Kemampuan perusahaan saat itu sangat minim dan tidak dimungkinkan untuk mengikuti regulasi itu. Tapi karena saat itu saya masih muda, prinsip saya maju sajalah, biar Tuhan yang menentukan nantinya. Hasilnya tahun sulit itu bisa kami lalui, dan hingga saat ini perusahaan ini justru bisa semakin berkembang,” ungkap suami dari Nurhayati Desy itu.
Nova yang sudah menjabat periode ke-2 sebagai Ketua Divisi Industri Marine di Hiswana Migas DPD Jateng DIY mengungkapkan, jaringan dan silaturahmi sangatlah penting untuk membentuk dan menjaga sebuah usaha.
“Bagaimana kita belajar berbisnis, bagaimana kita mencari konsumen, bagaimana kita merawat konsumen, itu semua saya belajar dari jaringan yang saya miliki yaitu teman. Karena itu saya paling suka kalau disuruh main dan ngobrol karena itu salah satu cara kita bersilaturahmi yang baik,” ungkapnya.
Dengan keberhasilan saat ini, PT Dharma Sentanaputra saat ini memiliki kurang lebih 40 karyawan, dan menyuplai segala kebutuhan bahan bakar minyak untuk industri-industri yang berada di wilayah Jateng dan DIY.
Nova saat ini juga sedang mempersiapkan pengembangan sayap yang lebih lebar dengan masuk ke dunia politik. Wakil sekretaris DPD Demokrat Jawa Tengah ini rencananya juga akan maju dalam Pileg 2019 sebagai caleg DPRD Jateng di Daerah Pemilihan Jawa Tengah III (Kabupaten Kudus, Jepara, Demak).(Halo Semarang)