in

Nongkrong dengan Warga di Warung Angkringan, Joko Santoso Komitmen Pemberdayaan UMKM Naik Kelas

Calon Wakil Wali Kota Semarang, Joko Santoso berdialog dengan kelompok pelaku UMKM jajanan tradisional di sebuah warung angkringan di Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara, pada Rabu, 2 Oktober 2024.

HALO SEMARANG – Calon Wakil Wali Kota Semarang, Joko Santoso berdialog dengan kelompok pelaku UMKM jajanan tradisional di sebuah warung angkringan di Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara, pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Dalam pertemuan tersebut, pelaku UMKM yang sebagian besar emak-emak itu menyampaikan aspirasi kepada Joko Santoso atau yang akrab disapa Joko Joss. Pertemuan dikemas dengan dialog santai ala pembicaraan antarkawan di tongkrongan.

Sri Hartoto, salah seorang pelaku UMKM dari Semarang Utara, menyampaikan keluhan terkait akses permodalan yang disediakan oleh Pemerintah Kota Semarang. Menurutnya, kendala utama yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan modal.

“Fasilitas permodalan saat ini sangat sulit untuk didapatkan. Jadi ya begini, kita masih bertahan dengan modal yang pas-pasan,” ungkapnya.

Sri menjelaskan, bahwa ada sekitar 40 pelaku UMKM jajanan tradisional di Kelurahan Kuningan yang mengalami kesulitan serupa.

“Total ada 40 pelaku UMKM jajanan tradisional yang masih bertahan di Kuningan. Dan kami semua merasakan hal yang sama dari sisi permodalan. Sehingga sulit untuk kami mengembangkan usaha,” tambahnya.

Selama ini, para pelaku UMKM tersebut hanya mengandalkan modal sebesar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per hari untuk memproduksi jajanan yang kemudian didistribusikan ke warung-warung.

“Modalnya sedikit, untuk kami membuat jajanan yang kemudian didrop ke warung-warung,” tandas Sri.

Dengan adanya fasilitas permodalan yang lebih mudah dan ringan, harapannya UMKM di Kota Semarang, khususnya di Kelurahan Kuningan, bisa lebih berkembang. Selain itu, Sri juga menyoroti kebutuhan akan tempat atau sentra UMKM untuk mendukung pemasaran produk mereka.

“Yang kedua soal tempat atau lapak. Harapan kami, pemerintahan ke depan bisa menyediakan banyak sentra UMKM. Ini juga untuk mendukung dari segi pemasarannya,” imbuhnya.

Menanggapi aspirasi tersebut, Joko Santoso mengungkapkan, salah satu fokus dari program hasta karya Yoyok-Joss yang bernama Semarang Mulyo. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM di Kota Semarang.

“Program ini juga berkomitmen pada pemberdayaan UMKM melalui bantuan modal dan pelatihan di setiap RT. Ini bertujuan memperkuat sektor UMKM sebagai tulang punggung ekonomi lokal dan meningkatkan daya saing menuju pasar yang lebih luas,” jelas Joko.

Joko menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah untuk sektor UMKM, mengingat banyak pelaku usaha ini menghadapi tantangan berupa permodalan, persaingan digital, dan akses promosi yang lebih luas.

“Maka kami di sini hadir dengan program Semarang Mulyo, yang mana salah satunya adalah dukungan terhadap sektor UMKM. Kami akan menyiapkan skema pendampingan UMKM, dimulai memberikan fasilitas pelatihan, bantuan modal, promosi, dan lain-lain,” ujar Joko.

Joko menilai bahwa Semarang memiliki potensi besar dalam produk UMKM yang dapat dikembangkan, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, fesyen, aksesoris, hingga produk khas lainnya.

“Kota Semarang adalah gudangnya UMKM, banyak produk yang memiliki ciri khas dan berbasis kearifan lokal. UMKM ini sektor sangat penting dan menjadi penopang perekonomian daerah, maka kita harus dorong dan dukung supaya berkontribusi dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.(HS)

Peringati Hari Statistik Nasional 2024, BPS Kendal Gelar FGD

Hari Batik Nasional 2024, Momentum Angkat Potensi Daerah