HALO SEMARANG – Ada pemandangan berbeda di dalam armada maupun halte BRT Trans Semarang, Selasa (22/10/2019). Pasalnya, kru BRT Trans Semarang mengenakan pakaian muslim saat melayani penumpang BRT. Hal itu karena pengelola BRT Trans Semarang meminta para kru dan karyawannya untuk ikut memperingati Hari Santri Nasional dengan mengenakan busana muslim.
“Jika pada hari biasa semua karyawan menggunakan seragam, namun karena hari ini bertepatan dengan Peringatan Hari Santri Nasional 2019, karyawan BRT memakai busana muslim. Untuk karyawan laki-laki memakai baju koko, sarung, dan peci,” tutur Kepala Badan Layanan Umum Unit Pelaksana Teknis Dinas Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan, Selasa (22/10/2019).
Ditemui di Shelter Simpanglima, Ade mengakui senang melihat karyawan-karyawati BRT Trans Semarang cukup total dalam melaksanakan tugas. Ade merasa berada seperti dalam suasana Lebaran Idul Fitri.
“Pengemudi Trans Semarang juga tidak ketinggalan berpartisipasi dengan memakai kain sarung disandarkan di pundak,” imbuhnya.
Ade menyebutkan, jika saat ini BRT Trans Semarang telah memiliki 7 koridor dan Bandara Malam, yakni Koridor 1 Mangkang-Penggaron, koridor 2 Ungaran-Padi Raya, Koridor 3 Pelabuhan-Elizabeth, Koridor 4 Cangkiran-Stasiun Tawang, Koridor 5 Meteseh-Marina, koridor 6 UNDIP-UNNES, dan koridor 7 Genuk-USM-Balai Kota.
Ade mengutarakan, pihaknya juga menerima banyak usulan untuk membuat tarif khusus bagi para santri, yaitu Rp.1000. Sesuai dengan Peraturan Wali Kota Semarang nomor 16A tahun 2017, tarif Bus Rapid Transit Trans Semarang yaitu umum Rp 3.500 dan pelajar/mahasiswa/KIA Rp 1.000.
“Kami sudah mengusulkan terkait tarif santri ini, dan juga tarif khusus bagi lansia. Semoga segera terealisasikan,” tandasnya.(HS)