JELANG perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat keturunan Tionghoa di seluruh Indonesia menantikan momen spesial ini dengan penuh sukacita dan harapan baru. Setiap tahun, tradisi berkumpul bersama keluarga untuk menikmati hidangan khas dan berdoa menjadi ritual yang tak terpisahkan. Tahun ini, perayaan Imlek jatuh pada 29 Januari 2025, dan antusiasme masyarakat sudah terlihat jelas. Di pusat perbelanjaan, hotel, dan restoran, ornamen Imlek seperti lampion dan pernak-pernik warna-warni menghiasi suasana. Atraksi budaya khas Tionghoa seperti barongsai dan tarian naga pun semakin memperkaya pengalaman, sekaligus menjadi daya tarik wisata yang menarik.
Berikut adalah empat tradisi Imlek di Jawa yang unik serta sarat makna filosofis:
1. Pasar Imlek Semawis, Semarang
Kemeriahan Imlek di Semarang selalu ramai di Pasar Semawis, yang terletak di Kawasan Pecinan. Di sepanjang Gang Warung, pengunjung dapat menikmati aneka kuliner khas Semarang, seperti kue, bubur, dan nasi pindang. Selama satu pekan, pasar ini dimeriahkan dengan pertunjukan seni barongsai, lion dance, dan bela diri wushu. Salah satu tradisi menarik yang dilestarikan adalah Tuk Panjang, yaitu acara makan bersama di meja yang disusun memanjang sekitar 200 meter. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh keturunan Tionghoa, tetapi juga masyarakat umum, tokoh agama, dan pejabat Pemkot Semarang. Tuk Panjang diadakan di hari terakhir pasar Imlek, mengadopsi kebiasaan kunjungan ke rumah orang tua tertua dalam keluarga.
2. Grebeg Sudiro, Solo
Solo, Jawa Tengah, mempersembahkan tradisi Grebeg Sudiro yang menggabungkan budaya Jawa dan Tionghoa. Berasal dari kelurahan Sudiroprajan, perayaan ini awalnya berkaitan dengan tradisi Islam, tetapi kini berkembang menjadi acara menyambut Imlek. Puncak acara adalah karnaval dan gulungan, di mana masyarakat berebut hasil bumi, makanan, dan kue yang disusun dalam bentuk gunungan. Tradisi Grebeg merupakan ungkapan rasa syukur dan perayaan rutin yang memperingati peristiwa penting dalam budaya Jawa.
3. Pekan Budaya Tionghoa, Yogyakarta
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, perayaan Imlek dimeriahkan dengan Pekan Budaya Tionghoa. Acara ini menampilkan pertunjukan Wayang Poo Tay Hee (wayang Potehi), musik, sulap, serta atraksi naga dan barongsai, yang berlokasi di kawasan wisata Malioboro. Festival kuliner juga menjadi daya tarik utama, menawarkan berbagai hidangan lokal dan internasional, termasuk makanan khas Tionghoa, India, Arab, Korea, dan Jepang.
4. Kelenteng Surabaya
Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, selalu dipadati wisatawan yang ingin beribadah dan berlibur saat Imlek. Dengan banyaknya klenteng, seperti Klenteng Sanggar Agung dan Klenteng Hong Tiek Hian yang merupakan klenteng tertua, para penganut Buddha dan Konghucu dapat melaksanakan ritual ibadah. Di klenteng-klenteng ini, pengunjung dapat menyaksikan ritual penting, seperti menebar bunga ke laut dan melepas burung, yang simbolis untuk meraih kesuksesan dan harapan baik dalam menjalani hidup.
Dengan berbagai tradisi yang kaya akan makna dan budaya, perayaan Tahun Baru Imlek di Jawa semakin memperkuat rasa kebersamaan dan saling menghormati di antara berbagai etnis. Momen ini tidak hanya menjadi waktu untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk merenungkan harapan dan cita-cita di tahun yang baru.(HS)