HALO SEMARANG – Petani milenial di Kampung Organik Wonolopo, Kota Semarang berusaha mengembangkan budi daya singkong jenis rengganis. Budi daya singkong rengganis pun lebih diutamakan pada memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong. Dipilihnya singkong jenis ini, karena informasinya masa tanam hingga panen singkong rengganis lebih cepat.
“Masa tanam singkong rengganis cukup 6 bulan, memanfaatkan pekarangan yang cukup luas. Semoga hasilnya bermanfaat bagi warga,” kata Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang memimpin dimulaianya masa tanam singkong rengganis di Wonolopo, Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (2/4/2022).
Mbak Ita, sapaan Hevearita G Rahayu menyebut, singkong rengganis akan menjadi produk pendamping bahan pokok utama selain beras di Wonolopo.
Pasalnya, lahan utama di Wonolopo merupakan sawah dengan komoditi utama padi. Maka, lahan kosong ditanam singkong rengganis.
“Petani milenial Wonolopo ini sudah sukses tanam padi dan ternak ikan dan sudah panen hasilnya,” katanya.
Mbak Ita juga sangat mengapresiasi langkah dari para petani milenial Wonolopo, karena tak hanya mengembangkan agrobisnis padi dan ikan. Saat ini, lokasi tanam padi dan ternak ikan sudah menjadi kawasan destinasi wisata yang cantik dan menarik, dinamai Kampung Organik Wonolopo.
“Sudah ada kafe kekinian, juga tempat pemancingan ikan,” katanya.
Hasil panen singkong rengganis ke depannya akan dimanfaatkan untuk dibagikan warga sekitar. Termasuk mengolah produk turunannya untuk dijadikan kue dan olahan yang lebih kreatif.
“Hasilnya silakan dibagikan, bisa juga dijual jika panen banyak atau dibuat olahan agar bisa dijual di kafe Kampung Organik,” katanya.
Bilal Lutfi Mas’ud, koordinator petani milenial Wonolopo menegaskan, pihaknya menggerakan 12 anak muda di kampungnya untuk berani menggarap sawah menjadi lahan produktif saat pandemi Covid-19. Mareka membentuk Kampung Organik Wonolopo, menyulap lahan 1,5 hektare yang sebelumnya kurang prduktif menjadi sawah yang hijau lengkap dengan embung, pohon produktif, dan fasilitas umum.
Lahan tersebut ditanami padi dengan benih organik tidak menggunakan pestisida. Aktivitas petani mileniah Kampung Organik Wonolopo sudah berjalan dua tahun atau selama pandemi Covid-19 terjadi.
Keseharian 12 pemuda itu mendatangi lahan sawah, merawat, dan memanen hasilnya saat tiba panen, baik padi, ikan, dan aneka tanaman buah, di sela kegiatan sekolah yang sudah berjalan.(HS)