HALO PURWOREJO – Pjs Bupati Purworejo, Endi Faiz Effendi menekankan pentingnya sinergisitas Pemkab Purworejo, Badan Otorita Borobudur (BOB), Perhutani, dan masyarakat lokal secara berkesinambungan untuk mengembangkan objek wisata Glamping DeLoano.
Glamping DeLoano juga diharapkan dapat membangun ekonomi kreatif yang terintegrasi dengan kearifan dan budaya lokal.
Hal itu disampaikan oleh Pjs Bupati Purworejo, Endi Faiz Effendi saat melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Glamping DeLoano, baru-baru ini.
Pada kesempatan itu, Pjs Bupati berdialog dengan Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Agustin Peranginangin, dan menikmati legen, salah satu minuman khas yang disediakan di objek wisata itu.
Lebih lanjut Pjs Bupati menyampaikan, Glamping DeLoano sangat potensial dalam perkembangan pariwisata.
Hal itu didukung oleh suasana alamnya yang masih asri, udara yang sejuk dan masyarakat yang sangat ramah.
Artinya hanya perlu membuat masterplan dan terus dijalankan secara berkelanjutan.
“Pariwisata yang terintegrasi itu tidak hanya menyediakan tempatnya saja. Tetapi perlu penyangga utama, misalnya ketersediaan SDM, makanan yang enak, suasana yang ramah dan akses yang mudah,” kata dia, purworejokab.go.id.
Dikatakan juga, Pemerintah Kabupaten Purworejo berkomitmen untuk terus mengawal pembangunan pariwisata potensial.
Walaupun dalam pelaksanaannya sangat diperlukan pengkajian-pengkajian yang mendalam.
“Bagaimanapun juga apa yang dibangun dapat diselesaikan dengan tepat guna, tepat fungsi dan tepat waktu. Pembangunan pariwisata tidak hanya untuk saat ini, tetapi sampai puluhan tahun kedepannya,” kata dia.
Sementara itu Agustin Peranginangin melaporkan bahwa progresnya adalah menyelesaikan tahap awal dari Perpres 46 yaitu tentang 50 hektar lahan sebagai hak pengelolaan.
Namun dengan adanya regulasi baru dalam point ini, pemerintahan baru nanti diharapkan dapat menindaklanjuti 250 hektare sisa lahan tentu akan dilaksanakan pelepasan.
“Tentunya akan ada rekomendasi dari provinsi dan kabupaten terkait tata ruang maupun juga rekomendasi teknis dari gubernur terkait regulasi yang ada,” lapornya.
Ia menambahkan karena akses yang masih terbatas maka dilakukan event yang terbatas untuk musik dan olahraga.
“Minggu kemarin kita baru saja mengadakan Biosferun, terpaksa kita start dan finish di bawah. Karena pesertanya lebih dari 1.000 orang,” ujarnya. (HS-08)