HALO SEMARANG – Kota Semarang tengah menghadapi tantangan serius terkait ketersediaan lahan pemakaman, dengan kapasitas Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang dikelola pemerintah sudah mulai penuh. Kondisi ini menjadi perhatian utama bagi Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyoe “Liluk” Winarto, yang menyerukan solusi inovatif untuk mengatasi persoalan ini.
“Kita harus segera mencari jalan keluar, mulai dari upaya menerapkan sistem pelayanan tumpang, membuka lahan baru, hingga berkolaborasi dengan pengembang perumahan untuk menyediakan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang dapat menambah kapasitas TPU,” tegas Liluk, sapaan akrabnya.
Ia juga menekankan pentingnya percepatan proses penyerahan aset fasum dan fasos dari pengembang, yang hingga kini banyak yang belum memenuhi kewajiban mereka.
“Seperti kita tahu, masih banyak pengembang perumahan yang belum menyerahkan fasos dan fasumnya. Ini harus ada perlakuan dari pemerintah, supaya pengembang perumahan itu bisa segera menyerahkan kewajibannya. Apalagi secara ketentuan itu sudah diatur,” katanya.
Sementara Sekretaris Disperkim Kota Semarang, Murni Ediati mengakui, bahwa penuhnya kapasitas pemakaman adalah masalah serius yang dihadapi kota-kota besar, termasuk Kota Semarang. “Kami sedang mengkaji calon lokasi baru untuk TPU, memanfaatkan lahan bengkok atau aset pemkot, dan menggandeng pengembang perumahan,” ujarnya.
Saat ini, Kota Semarang mengelola 14 TPU aktif yang tersebar di sembilan kecamatan. Sayangnya, TPU Sompok, Trunojoyo, dan Sendangmulyo sudah tidak bisa lagi menerima jenazah karena kapasitas penuh. “Ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pemakaman Pemkot Semarang, yang gratis dan optimal,” tambah Murni, yang akrab disapa Pipie.
Untuk mengatasi masalah ini, Disperkim terus berupaya meningkatkan kapasitas pemakaman dengan berbagai strategi, termasuk sistem pelayanan tumpang dan pembukaan lahan baru. “Kami juga mendorong pengembang perumahan untuk memenuhi kewajiban mereka menyediakan lahan makam,” katanya.
Dengan hanya 11 ribu lubang makam tersisa, lahan yang ada diperkirakan hanya cukup untuk lima tahun ke depan. Oleh karena itu, upaya berkelanjutan sangat diperlukan agar Kota Semarang dapat terus menyediakan layanan pemakaman yang memadai bagi warganya. “Ini adalah langkah penting untuk mencegah krisis lahan pemakaman di masa depan,” pungkas Pipie.(HS)