HALO MAGELANG – Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama, Supriyadi mengajak masyarakat untuk terus menebar dharma baik.
“Semenjak pemerintah menyepakati pemanfaatan Candi Prambanan dan Borobudur untuk kegiatan keagamaan umat Hindu dan Buddha se-dunia, kita berkepentingan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat. Kita mulai dengan Doa Kebahagiaan,” kata Supriyadi, di pelataran candi Borobudur, Sabtu (2/4/2022).
Menurut dia, dalam sejarahnya, di Candi Borobudur telah diletakkan nilai-nilai agama Buddha.
“Barang siapa yang melakukan Dharma di tempat-tempat Buddha, dalam kehidupannya akan mendapatkan kebahagiaan,” tambah Supriyadi, seperti dirilis Kemenag.go.id.
Supriyadi menyampaikan bahwa Borobudur memiliki sejarah panjang dalam upaya perkembangan agama Buddha. Untuk itu, Supriyadi mengajak semua umat Buddha untuk terus dapat melaksanakan kebajikan.
“Mari kita berbondong-bondong melaksanakan kebajikan. Setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulannya, akan diadakan kegiatan doa yang terus menerus dan menjadi rutinitas, dalam hal melaksanakan kebajikan. Begitu juga, para pemangku kebijakan di sekolah-sekolah Tinggi Agama Buddha,” ajak Supriyadi.
Supriyadi menjelaskan bahwa Indonesia sebagai masyarakat yang religius dan beberapa tempat memiliki nilai spiritulitas.
“Umat Buddha punya harapan memaknai dari sisi spiritualitasnya. Kita mengembangkan spiritualitasnya dan menjaga kelestarian Candi Borobudur. Kita mempertemukan antara nilai spiritual dan kesejarahan,” jelas Supriyadi.
Bahkan, lanjut Supriyadi, jika umat Buddha terus melakukan kebajikan di tempat yang dharma, akan mencapai kebahagiaan.
“Kita akan suarakan ke dunia, memanfaatkan Candi Borobudur, bukan untuk merusak, namun menggunakan sebagai tempat ibadah dan menjaganya. Semisal dalam sembahyang, kita melepas alas kaki,” kata Supriyadi.
Selain itu, kata Supriyadi, dalam acara-acara keagamaan, siapapun bisa ikut di dalamnya. Dengan harapan, semoga negara Indonesia mendapatkan kebaikan dari hal ini.
“Bimas Buddha terus melakukan berbagai upaya. Sosialisasi kepada masyarakat, agar tetap menjaga kelestarian Borobudur, melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya,” tutup Supriyadi.
Di hadapan ratusan umat Buddha, Banthe Dittishampanno menyampaikan bahwa Borobudur sebagai candi yang memuat nilai-nilai agama dan pusat pemujaan masa lalu. Tempat pelimpahan kebajikan, dan bahkan dipakai juga oleh para raja dan umat Buddha sebagai pemujaan.
“Wajar jika sekarang dijadikan sebagai tempat wisata religi. Hari ini kami mengawalinya, dengan giat wisata religi pada hari Uposhata,” kata Banthe Dittishampanno.
Selain Borobudur mengandung ajaran-ajaran Buddha, difungsikannya candi ini sebagai tempat wisata religi, kata Banthe Dittishampanno, secara ekonomi, dengan kegiatan ini bisa mengundang umat Buddha dunia untuk melaksanakan wisata religi, sekaligus akan meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Menjaga kelestarian, ketika melaksanakan puja tidak harus naik ke atas candi. Cukup dengan mengelilingi halaman candi dan berdoa. Ke depan kita akan sinergikan kepada dunia internasional, mengangkat Borobudur sebagai monumen dan tempat wisata religi dunia umat Buddha,” tutup Banthe Dittishampanno. (HS-08)