MEMPERTAHANKAN sebuah kelompok musik hingga puluhan tahun memang bukan pekerjaan mudah. Namun di Semarang, ada grup band lokal yang mampu konsisten memainkan satu genre musik dan bertahan hingga 36 tahun. Java Stones nama band itu. Dengan memainkan lagu-lagu The Rolling Stone, grup yang berdiri tahun 1983 ini hingga sekarang masih eksis.
Meski hanya main di cafe-cafe, grup yang sekarang digawangi Ugik (vokal) Bun (gitar), Tiyok/Yoyok (drum), Giyarto (bassis), Antok (gitar) masih mampu bertahan meski sempat bongkar pasang personel. Kualitas bermusiknya tak perlu diragukan. Lagu yang mereka bawakan, nyaris sempurna seperti yang dinyanyikan penyanyi aslinya.
“Kami terbentuk tahun 1983. Kebetulan saya, Antok, dan Bun merupakan teman satu sekolah di SMP 1 Semarang. Tahun 1982 kami sudah dengar lagu-lagu The Rolling Stone di sekolah, tapi belum memutuskan membuat band. Band baru terbentuk sekitar tahun 1983 saat kami masuk SMA dan tertarik untuk ikut festival,” kata Ugik, vokalis Java Stones, Minggu (26/5/2019).
Memilih memainkan lagu-lagu The Rolling Stone, karena memang sejak awal para personel merupakan penggemar grup rock asal Inggris tersebut. Meski Ugik mengaku juga menggemari lagu-lagu blues.
Tahun 1990an, grup band ini sebenarnya sempat mendapatkan tawaran untuk masuk ke dapur rekaman. Namun karena merasa kurang pintar membuat lagu sendiri, mereka memutuskan untuk tetap memainkan lagu-lagu The Rolling Stone meski hanya main di cafe-cafe dan ajang festival.
“Era 1980 hingga 1990an memang lagu-lagu yang diminati dapur rekaman adalah lagu yang liriknya puitis. Kami merasa tak pintar membuat lagu dengan lirik puitis. Maka kami memilih untuk tak masuk ke mayor lebel dan memilih jalan seperti ini hingga sekarang,” katanya.
Para anggota grup band Java Stones, sebenarnya juga merupakan musisi yang memiliki nama besar di dunia musik Kota Semarang. Antok sang gitaris misalnya, merupakan salah satu cikal bakal band Power Slaves.
Ugik sang vokalis juga merupakan penyanyi yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, dengan gaya nyentrik mirip Mick Jagger, vokalis The Rolling Stone. Pada tahun 2009, band ini juga sempat main di cafe-cafe di Jakarta. Namun karena beberapa personel memiliki pekerjaan di Semarang, maka akhirnya setahun kemudian mereka memiloh kembali pulang ke Semarang dan bermusik di kota ini.
Java Stones, sekarang juga sudah memiliki penggemar di tingkat lokal. Khususnya mereka yang juga gemar dengan musik-musik rock n roll di era 1980an yang memang identik dengan The Rolling Stone.
Sebagai informasi The Rolling Stone memang dikenal sebagai band rock asal Inggris yang telah melegenda hampir setengah abad. Mereka yang terdiri dari Mick Jagger (vokal), Keith Richard (gitar), Ron Wood (gitar), Bill Wyman (bas), dan Charlie Watts (drum) seolah-olah menjadi panutan anak muda seluruh dunia pada eranya.
Terutama yang gemar menyimak musik rock antara tahun 1980 hingga 1990an. Karena lirik lagu mereka bersifat pemberontakan. Gema The Rolling Stone juga sampai di telinga anak muda Indonesia sejak akhir tahun 1960-an. Terutama ketika rezim orde lama yang melarang musik ngak ngok ngok (musik kapitalis) itu runtuh. Selain Acid Speed Band, ada pula grup Java Stones dari Semarang yang melestarikan karya-karya The Rolling Stone.
Hingga kini deretan lagu-lagu The Rolling Stone terus dinyanyikan oleh Ugik cs. Meski The Rolling Stone sendiri sekarang sudah tak aktif lagi di balantika musik dunia. Apalagi gaya Ugik yang melenggak-lenggok tubuhnya mirip gaya Mick Jagger membuat performanya di panggung makin ciamik.(HS)