HALO KENDAL – Angka balita stunting di Kabupaten Kendal menjadi perhatian serius pemerintah daerah setempat. Berdasarkan data angka balita stunting di kabupaten ini masih di atas delapan persen.
Hal tersebut disampaikan Ketua TP PKK Kabupaten Kendal, Wynne Frederica, belum lama ini. Menurutnya ada yang kurang dalam cara mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita.
Selama ini balita hanya ditimbang berat badan dan diukur tinggi badannya saja. Padahal untuk mengetahui anak itu mengalami stunting atau tidak juga perlu dilihat dari lingkar kepalanya.
“Menurut saya, untuk bisa mengetahui kondisi balita itu ada tiga cara. Bukan hanya berat dan tinggi balita saja yang diukur, tapi lingkar kepala juga harus kita ukur dong,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Kendal pun melakukan kegiatan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) untuk cegah stunting pada anak. Yaitu kegiatan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak mulai dari umur 0 bulan sampai 72 bulan yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali.
Salah satunya dilakukan oleh TP PKK Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, yang bekerjasama dengan Puskesmas Gemuh II menggelar stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang di Balaidesa Pucangrejo, pada Senin (7/3/2022).
Ketua TP PKK Desa Pucangrejo, Solekhah mengatakan, salah satu upaya untuk mencegah adanya gangguan tumbuh kembang pada bayi dan balita adalah dengan melakukan pemantauan tumbuh kembang.
Selain itu, tumbuh kembang pada masa bayi dan balita adalah proses yang sangat penting bagi kehidupan seseorang.
“Masa lima tahun pertama ini biasa disebut dengan golden periode, karena pada masa ini tumbuh kembang anak menentukan masa depan secara fisik, mental maupun perilaku,” terangnya.
Sementara Bidan Desa Pucangrejo, Sutimah menjelaskan, dalam stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang ini, pemeriksaan yang dilakukan antara lain meliputi lingkar kepala atas berat badan dan tinggi badan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui status gizi balita.
“Untuk perkembangan balita akan dipantau berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, serta kemampuan motorik halus dan motorik kasar,” terang Solekhah.
Dikatakan, dari 50 balita yang diundang, dimana 29 balita di antaranya adalah balita stunting di Desa Pucangrejo, yang datang hanya 26 balita saja.
“Itupun satu balita mengalami penyimpangan atau tidak sesuai tumbuh kembangnya,” papar Sutimah.
Ia juga menyebut, pemeriksaan dilakukan selama 20-30 menit. Jika pada pemeriksaan ditemukan gangguan atau penyimpangan maka hasilnya akan langsung disampaikan kepada oang tua balita masing-masing.
“Yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan oleh dokter atau pihak Puskesmas,” ungkap Sutimah.
Kepala Desa Pucangrejo, Agus Riyanto mengatakan, pemerintah desa sangat mendukung kegiatan ini. Menurutnya, dengan kegiatan ini, harapannya bisa meningkatkan stimulasi tumbuh kembang anak di Desa Pucangrejo.
“Kegiatan ini positif sekali dan bermanfaat bagi orangtua juga balita. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak sudah kita lakukan. Namun untuk program pemerintah, pencegahan stunting, maka akan kita tingkatkan,” ujar Agus. (HS-06).